Orang
yang pernah menjadi pemimpin pasti akan mengerti dan paham seperti apa dan
kapan pertanyaan seperti diatas itu akan timbul. Heheh
Apa
sieh sebenarnya maumu? Kamu mau gimana sih? Atau apa maumu? Mau apa kamu? Aku
sudah berusaha mengerti kamu tapi kamu gak mengerti aku.
Yah,
seperti itulah mungkin, memang kadang kita serba salah, pas kita bilang ini
begini dan begitu, mereka maunya yang begini dan yang begitu. Yang pada
ujung-ujungnya gak sampai pada apa yang seharusnya dilakukan.
Apa
sih maumu, kamu masuk kedalam tubuh kami dan berniat berkontribusi dengan kami,
tapi kamu melakukan sekehendak hatimu. Kamu akan begini dan begitu, kamu akan
seperti ini dan seperti itu, padahal keinginan kami begini dan beigitu. Lalu harus
gimana? “ya satukan visi misi dan samakan keinginanlah”, tapi setelah kita mau
melakukan itu, kamunya gak datang dan tak mau ikut ngumpul untuk sampai pada
keinginan itu.
Apa
sih maumu, mau berdiri sendiri, mau membangun sendiri, mau ngurusin sendiri? Kalau
memang mau seperti itu kenapa dulu masuk kedalam tubuh kami, kenapa tak membuat
sendiri aja? Kenapa gak membangun sendiri aja sehingga kamu bebas sekehendak
hatimu? Atau memang karena aku salah dalam mengatur dan mengurusmu? Atau karena
apa?
Kami
yakin, kamu sudah cerdas, kami yakin kamu juga udah pintar, kami juga yakin
kamu udah paham, sehingga kami tak akan banyak mengintervensi apa yang akan
kamu lakukan, kami hanya ingin kecerdasan dan kehebatan kamu-kamu itu berjalan
sesuai arah dan sesuai dengan apa yang menjadi harapan dari kami.
Apa
sih maumu? Kalau memang gak mau mengikuti aturan maen serta gaya-gaya kami,
kenapa dulu mengiyakan dan masuk kedalam tubuh kami. Ah entahlah aneh...!
Bilal
dulu, “Jika Bilal terpilih, Bilal akan mengurusi BEM, jika tidak kepilih, maka
tidak akan ada lagi nama BEM dalam program harian Bilal”, toh walaupun Bilal
ditawarin untuk ikut didalamnya. (Andai nomer 2 yang duduk).
Apa
sih maumu?
Kalau
target kalian hanya duduk dalam rumah BEM bersama tanpa ada tujuan lain,
sungguh merugilah kita. Kemarena pas ngumpul sama pak Andang, masak buat
laporan Pertanggung jawaban sama seperti tahun kemaren, buat proposal sama
seperti tahun kemaren, buat kegiatan seperti tahun kemaren, lah ngapain emang
kalian. Rugi kalau gak ada kemajuan berada di organisasi itu.
Lalu
apa maumu?
Kalau
mau ngobrolin sakit hati, aku juga bisa sakit hati, kalau mau ngobrolin marah
aku juga bisa marah, kalau mau ngobrolin gak peduli, aku juga bisa gak peduli,
tapi kita ini tubuh, kita ini tubuh yang berkaki, bertangan, berurat nadi dan
sebagainya, kalau semuanya pada menghilang dan pergi tau gak pergi tapi
berjalan sekehendaknya sendiri gimana mau maju dan sukses tubuh itu. Ah entahlah.
Kadang
kita menuntut sempurna pada orang lain, tanpa memikirkan apa yang telah kita
lakukan, dan kadang Bilal pun kayak gitu, menuntut sempurna dari orang sekitar
kita. Tapi ya itulah Bilal, semisal, jika Bila ingin begini, pada waktu ini,
dengan cara begini, namun gak dilaksanakan dengan alasan yang gak jelas dan
bahkan terkesan dibuat-buat, itu Benci banget rasanya.
Apalagi,
diminta begini dan mengiyakan, ternyata setelah dari iya itu tidak ada tindak
lanjut nyata sehingga gak terjadi apa yang diminta, lalu membuat alasan yang
tak masuk akal, sungguh menyakitkan, lalu maumu gimana?
Entahlah,
Lalu maunya Bilal Gimana? Sok nanya sama
orang maumu gimana? Maumu apa? Lalu kamu maunnya apa?
Bilal
maunya itu, apa yang ditugaskan kerjakan, bahkan sebelum diminta sudah di
beritahukan kalau sudah selesai, kalau ada masalah, bukan ngasih taunya pas
udah mepet banget, gitu. Terus lagi mauku itu setiap ada panggilan tugas, buang
alasan ini dan itu dan iyakan demi kemajuan bersama. Karena jika di tunda, dan
ditunda semua akan ngaret dan molor, dan kalau udah molor akhirnya gak
ditemukan jalan keluar.
Terus
maunya Bilal itu, kamu bisa segalanya, SEGALANYA, seperti ngangkat bangku bisa,
ngeprint surat bisa, mengurusi loby-loby bisa, membuat layoutan bisa, menempel
hasil prinan tidak malu, menyampaikan ide tidak malu, memarahi yang memang
salah tidak sungkan, ya bisa segalanya lah, bisa menggantikan aku kala aku
tidak ada, bisa menggantikan aku sebagai posisi aku, menjadi fotografer juga
bisa, mengurusi sosial media juga oke, mengurusi web juga oke, menulis berita
bagus.
Ya bisa
segalanya lah, kan bukan Tuhan, setidaknya tidak mengatakan tidak untuk hal
yang dalam pandangan kita belum bisa karena pada dasarnya semua orang itu multi
talenta, bisa segala hal, jadi katakan oke, siap untuk mempelajari hal itu,
siap untuk mempelajari hal ini dll, dan usahakan sesuai dengan tenggang
waktunya, waktunya tanggal 9, tanggal 11 masih belum ada kabar, dan kalau di
tanya mana hasilnya? Owh ya.
Kata Dahlan Iskan mentri BUMN sekarang, “Pemimpin
yang baik bermula dari bawahan yang baik” jadi memposisikan kita sesuai dengan
apa yang mereka inginkan dengan catatan selama keinginan dia itu bukan untuk
pribadinya, tapi keinginan untuk kemajuan dan kehebatan bersama.
Yah, banyak sih,
tapi lagi gak mood, oke.
Yuk kita belajar
bersama, saling mengisi, Bilal salah, marahin, Bilal benar ikutin, Bilal
melenceng, lurusin, Bilal mengajak untuk maju dan lebih baik lagi ikutin,
sehingga level antara satu dengan yang lain tidak jomplang. Oke oke. Ngerti
kan? Ya ngertilah, kalau gak ngerti, pas ketemu Bilal Cegat terus introgasi
dia. Oke
Terik
Azzikra
No comments:
Post a Comment