Pages

Friday, November 7, 2014

PACARAN, ya itu doang judulnya, baca aja deh, Insyaallah seru.

#Foto yang di kirim teman grup WA di Grup, terus di scren shoot. Dulu bet, entah tanggal berapa dan bulan apa, yang jelas ini masih dulu. Sebelum jadi presiden 

Hem…. Berat rasanya mau memulai menulis, karena gak tahu mau di mulai darimana. Hehe maklumlah agak kolot.
Owh ya, tadi hari Jumaat tanggal 7 bulan November itu kita kedatangan tamu Jurnalika dari AKA, kampus AKA, gitu yam au ketemu sama UKM Madinah dan KOMINFO. Terus gitu doang sieh, habis itu foto-foto, terus udah, eh cerita-cerita sih panjang lebar heheh. Sambil ketawa-ketawa lah di kantor.

Udah skip
Jadi kembali pada tema lagi, pacaran, emang namanya anak muda ya ribet sieh kalau gak pacaran. Apalagi kalau sejak dari dulunya udah terbiasa pacaran.
Kalau tanya hukum pacaran mah, bukan jamannya lagi untuk di bahas, tapi hem…… gimana ya ngebahasnya. Untuk ngebahas hal ini butuh otak dan pemikiran tinggi serta melihat banyak factor sehingga tidak bisa serta-merta merubah iklim sesuai dengan apa yang diinginkan.
Oke kembali lagi pada pacaran, memang apa salahnya pacaran? Hem menurut kamu pacaran itu salah gak sieh? Pasti ada yang bilang salah, ada juga yang bilang, gak pasti salah sieh, dan jawaban-jawaban lain yang bermacam-macam.
Lalu pertanyaannya, bagi yang mengatakan salah, kenapa pacaraan itu salah?
Mereka akan menjawab, “Agama melarang itu, dan tidak ada hal positif dalam pacaran” dan itu akan di sangga dari mereka yang baru mengerti pacaran “owh… ada sisi positif pacaran, seperti sekolah tambah rajin, kuliah tambah semangat dll lah”, itu sanggahan mereka.
Lalu jika pacaran itu bisa membuatmu semangat, berarti kamu semangat dengan sesuatu yang di larang.
Sama dengan “Aku dengan meminum bir bisa semangat shalat tahajjud, aku kalau mencuri semangat puasa senin kamisnya” semisal. Jadi yang menjadi penyemangat adalah hal yang bertentangan dengan apa yang seharusnya.
Terus bagi yang menjawab gak pasti salah sieh, ya ngelesnya dengan cara-cara yang tadi itu, alesan beginilah, alesan begitulah.
Dan yang perlu untuk sangat di ketahui adalah, Orang yang tahu berpacaran dan masih berpacaran namun hatinya tidak ridha dengan itu semua, maka insyaallah dosanya lebih mudah di ampuni daripada orang yang tahu pacaran gak boleh, masih pacaran dan bangga lagi dengan pacaran itu.
Dan yang paling penting adalah, pacaran atau tidak, seseorang terserbut, ia harus tetap mengatakan bahwa pacaran itu haram dan tidak boleh di lakukan, karena jika kita sudah pacaran dan masih mencari-cari alasan untuk melegalkan pacaran tersebut kita sudah mendapatkan 2 dosa, dosa berpacaran dan dosa menghalalkan hal yangjelas-jelas di haramkan oleh Allah swt.
Imam Syafi’I dalam kitab Ihyanya mengatakan, Ada beberapa hal yang menyebabkan dosa kecil itu menjadi dosa besar, tahu kan apa aja? Gak tahu, Bilal juga lupa heheh. Tapi yang Bilal ingat itu, melakukan dosa kecil itu dengan bangga dan menceritakan ke banyak orang.
Kalau masa sekarang mungkin, pacaran di bangga-banggain di medsos, atau di cerita-ceritain sama temannya. Itu mah sama aja, dosanya kecil jadi besar, apalagi kalau dosanya besar? Hemm…. Emang Bilal tahu? Tahulah dikit, dulu pernah ngaji Ihya bentar di Guru Sekumpul Martapura Kalimantan Selatan. Gitu sieh.
So, jadi  yang pacaran ya udah pacaran aja, tapi haram gitu, dan jangan di tunjuk-tunjukkin kalau pacaran. 1. Biar orang lain tidak iri dan tidak ingin meniru apa yang kalian lakukan, 2. Biar kalau semisal itu dosa kecil tidak menjadi dosa besar, 3. Biar tidak merusak citra dan anggapan orang tentang islam. Hem….. nyesek tuh.
Yang pada intinya itu, biar bagaimanapun kalau udah gak sesuai dengan aturan sang pencipta tetap salah. dan tetap tidak boleh. Itu intinya. Itu udah titik, gak bisa koma lagi.

Sekarang permasalahan baru, dalam sebuah organisasi islam dan terkena dengan islaml masih ada bagian  yang seperti itu. Lalu akan di perbaiki bagaimana generasi penerus kita ini. Lah itu dia?
Lalu apa yang harus di lakukan? Untuk menyadarkan semua orang bahwa pacaran itu tidak boleh, dan haram, tapi ya tentu orang yang pacaranpun itu tahu kalau pacaran itu gak boleh, tapi ya entahlah?.
Memang sulit untuk di coment. Ala kulli hal, semua telah di atur oleh Allah swt. Semoga Allah swt memberikan yang terbaik dan terridhoi oleh-Nya.

Sedikit sebuah pribahasa dan sebuah ungkapan?

“Kita sudah sering bilang kita fobia kucing, masih aja dia bawa kucing, lalu apa yang akan kita lakukan? Ya mengeluarkan kucing itu atau orang yang bawa kucing itu bersama kucingnya”.

Jadi haruskah kita ngulang lagi kalau itu gak boleh, haruskah kita tiap hari ngingetin “jangan bawa kucing, ya udah masuk, Besok gitu lagi, terus besok gitu lagi, terus besoknya gitu lagi, terus besoknya gitu lagi”.
Duh… semoga KITA dan semua keturunan kita di jaga oleh Allah swt. Karena kitapun sama-sama tidak tahu,Mungkin sekarang kita bilang gini, malah besok terjangkit itu mungkin saja, kita sekarang gini, mungkin nanti sore udah berubah. Seperti dalam hadis, Pagi dia muslim, sore dia udah kafir, ada yang pagi dia kafir, sorenya udah islam lagi.


Jaga Kami dan keturunan kita ya Allah, semuanya. Amin.

M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66, 
Twitter:  @malbilaluddin1 
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04, 
ID Youtobe :  M. AlbilaluddinID 

No comments:

Post a Comment