Pages

Wednesday, December 17, 2014

Jika buntut mau berubah, namun kepala tak mau berubah, maka tak akan ada perubahan Adakalanya kepala itu harus menyadari “yang lain juga punya hak untuk menjadi kepala”, Sebuah kegamangan dari seorang anak yang baru bisa melihat dunia.

Hem….. judul ini terlintas, kala mendengar seorang pemimpin sudah lama duduk dan belum menyerahkan kedudukannya pada orang lain, padahal andai kata diserahkan pada orang lain mungkin akan terjadi perubahan yang sangat signifikan.


Ya, judulnya panjang ya…. Tapi Bilal jelasin deh satu persatunya ya…”Jika buntut mau berubah, namun kepala tak mau berubah, maka tak aka nada perubaha”….

Kata-kata ini Bilal jelasin dulu ya…. Gini, Bilal menggambarkan sebuah perusahaan, sebuah organisasi, sebuah perkumpulan, sebuah lsm, atau sebuah apalah yang intinya ada pemimpin dan ada yang di pimpin didalamnya. Bilal menggambarkan itu sebai kepala sebagai atasan dan buntut adalah bawahan.
Ya jadi jika buntut….. bawahan, menuntut sebuah perubahan, menuntut suatu gambaran dan cara baru, gaya baru, system baru, sedang atasan yang sebagai kepala tidak mau akan itu, atau tidak mau akan adanya perubahan itu. Maka sulitlah terjadi perubahan. Benar gak?

Kalau di gambarkan pada ULAR, jika buntut ular itu ingin menuju sungai yang berisi air jernih dan segar, serta banyak makanan disana, namun kepala dari ular itu ingin menuju ke padang sahara yang gersang, apakah buntut itu bisa untuk berjalan sendiri? Tentu tidak kan? Ya atau gak neh…. Kalau iya iya, kalau gak ya gak hehehe

Itu gambaran yang pertama….. dan itu yang akan terjadi jika system masih sentralisasi, masih tergantung keputusan one person, jadi musyawarah dan pendapatkpun tidak akan ada gunanya jika hanya kembali pada person.
Itu mengenai judul yang pertama…..

Selanjutnya untuk judul yang ke dua “Adakalanya kepala itu harus menyadari “yang lain juga punya hak untuk menjadi kepala”. Terus untuk judul yang ini, adalah regenerasi…. Karena memang kita semua tahu dan kita semua sadar bahwa waktu yang kita miliki hanya 24 jam. Dan umur yang kita punyapun juga terbatas, dan tidak mungkin seseorang akan terus berada dalam kesehatan dan kebebasan waktu. Dan jika hanya terus di pegang oleh one person itu juga akan mengakibatkan tidak “suburnya” siklus organisasi, dan siklus perkumpulan.

Oke selesai, bisa di mengerti kan….. terus jika terus menerus one person, sulit akan adanya pertumbuhan karena “Mustahil dengan cara yang sama, dengan system yang sama, dengan bentuk yang sama, akan menghasilkan suatu yang berbeda” dan itu benar-benar mustahil. Terkeculai jika one person itu menerapkan suatu yang baru dan memang tidak banyak andil didalamnya. Namun jika masih banyak andil maka sulit rasanya untuk menemukan hal baru.

Bisa dimengerti kan? Ya intinya yang terakhir itu ““yang lain juga punya hak untuk menjadi kepala”.  Jadi monggo berikan pada yang lain, karena memang adakalanya kita juga harus mengikuti dan memandang bahwa orang lain itu bisa dengan skala dia, yang mungkin saja “lebih kecil” dari kita, namun  juga mungkin banget “lebih besar”.
Kasih kepercayaan, dan tuntun dalam ranah yang fundamental jangan di tuntun dalam segala hal karena dia pasti punya cara sendiri untuk sampai pada hal fundamental itu.

Oke… itu untuk yang kedua.

Ini yang terakhir “Sebuah kegamangan dari seorang anak yang baru bisa melihat dunia”.
Ya, jadi semua yang di tulis itu adalah kegamangan dan sedikit tafakkur panjang dari seorang anak yang baru bisa melihat dunia… tapi semoga, barunya dalam melihat dunia. Merupakan pandangan pada dunia yang terbarukan. Amin

M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66, 
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: bilalgrup, BBM: 73DDB880, 
FB: Muhammad Albilaluddin al-Banjari, 
Blog: bilalgrup.blogspot.com



No comments:

Post a Comment