Pages

Saturday, June 21, 2014

Pandangan Presiden Tentang Pemilihan Presiden 9 Juni


9 Juli nanti semua akan mengadakan pemilihan, dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin selama 5 tahun kedepan. Siapa yang akan mengatur regulasi dan perputaran kehidupan Indonesia selama 5 tahun kedepan.
Hanya ada 2 calon yang akan bertanding di ring pemilihan nanti.  Pasangan Prabowo dan Hatta dan yang ke 2 pasangan Jokowi, Jk. 2 pasangan ini juga memiliki kubu dan pendukung yang sama kuat dan hebat-hebat, baik dari ulama, dari pemimpin pondok pesantren, para artis, para tokoh-tokoh yang juga memiliki banyak pendukung.

Tentu bagi yang mengikuti perjalanan Pilpres, akan sangat mengerti bagaimana Roma Irama, bagaimana Mahfud MD, bagaimana Dahlan Iskan, di buang begitu saja  oleh partai-partai yang seharusnya mendukung dan membawanya menuju ring pertarungan presiden pada 9 juni tersebut.
Mengenai pipres, teringat saat masih menjadi capres, toh walalupun skalanya hanya skala kampus dan skala kecil, namun moment-moment dan rasanya itu sudah amat terasa. Bagimana kita akan berjanji sehingga orang-orang percaya dan memilih kita, bagaimana kita menyiapkan program yang hebat untuk orang-orang percaya.
Teringat saat itu Bili  pasangan Bilal dan Ilham, sedang pasangan nomer 2nya adalah Dimas dan Hafia. Toh walaupun kita antara satu dengan yang lain, tapi kubu dan orang-orang yang memilih dan fanatik pada kita selalu saja membuat propganda dan ungkapan-ungkapan yang bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan. Begitupun dengan pihak lawan. Antara satu timses dengan timses lainnya saling menyerang dan saling hujat serta saling mejelekkan. Itu hal yang lumrah dalam politik. Dan jika dikatakan politik itu bobrok, itu memang benar. Dan nyata.
Dulu waktu masih di ponpes, ada politik belah bambu ada politik ini itu dan lain sebagainya, dahulu waktu masih di pondok Bilal masih belum begitu yakin dengan itu semua, tapi setelah di jalani memang benar begitulah adanya. Teman menjadi musuh, musuh menjadi teman, yang bodoh jadi cerdas memanfaatkan orang lain, yang cerdas jadi kelihatan bodoh karena politik dan permainannya.
Mungkin itu jugalah yang menjadikan para pengusaha enggan masuk dan terjun dalam bidang politik.
Oke, kembali kepada Pemilihan Presiden pada 9 Juni nanti.
Karena memang yang menjadi penentu menang dan tidaknya dalah coblosan, artinya yang menjadi sebuah penentu kemenangan adalah gambar capres dan cawapres yang di tusuk paku, maka semakin banyak yang mencoblos maka semakin banyak pula kesempatan untuk menang. Toh walaupun siapa yang punya suara itu dan siapa yang memilih itu tidak menjadi perhatian, namun itu menjadi hal yang sangat jelek dalam pandangan. Tapi karena sistemanya sudah seperti itu, maka tak ada yang bisa dilakukan terkecuali berusaha untuk mencari dukungan dan mencari suara untuk memenangkan pasangan yang kita dukung. Terlepas seperti apa dan bagaiman sepak terjang yang akan dilakukannya nanti.
Memang, seperti itulah politik, dan hanya bisa berdoa dan memohon, semoga politiknya kedepan bisa lebih baik lagi.
Oke salam, dari Bogor untuk kedua calon Presiden yang akan memimpin Indonesia.



No comments:

Post a Comment