Pages

Wednesday, September 3, 2014

Urusan dapur orang lain, urusan dapur kamu, urusan dapurku


 Ya, ide ini terlintas saat menulis sebuah status di bbm. Mengenai urusan dapur, urusan pribadi, urusan diri seseorang, dan urusannya sendiri.
Orang yang mengurusi urusan dapur orang lain itu, karena pedulikah? Atau karena ia ingin duduk di dapur orang lain itu?


Jadi karena dia tidak duduk di dapur itu, sedang ia ingin untuk duduk, akhirnya dia mengurusi urusan dapur orang tersebut, padahal dia bukan orang dapur tersebut. Ah entahlah, yang jelas kita sebagai orang islam kita harus berbaik sangka.
“Apakah kamu sudah beli ikan?” “Seharusnya ikannya kamu beli seperti ini”, “Kamu kalau masang kompor jangan disini, baiknya begini karena nanti ini menjadi citra orang diluar”, “kamu kalau masang lemari jangan dipasang disini, lebih baik dipasang begini”, “kalau kamu makan disini ini seharusnya dan beigini jadi dipandang orang itu baik”, dan lain sebagainya, itulah beberapa ungkapan orang yang mengurus dapur orang lain. Entah karena mereka peduli atau karena ingin duduk atau karena apa gak paham. Atau karena dapurnya sudah sangat baik jadi dia mengurus urusan dapur orang lain, atau karena dia tidak punya dapur sehingga harus mengurus dapur orang lain. Entahlah?
Tapi yang jelas, semua orang punya cara dan punya gaya untuk mengurus dapurnya sendiri. Toh walaupun tanpa di urus orang lain, tuan rumah pasti sudah punya cara dengan dapurnya sendiri. Atau toh walalupun dia punya cara, dia pasti punya keluarga untuk mengurusi dapurnya.
Tapi sebagai sebagai orang yang punya dapur, seharusnya menghormati orang yang peduli akan dapurnya, sehingga ungkapan dan ide-ide yang dimiliki orang yang mengurusi dapur kita itu terserap dengan baik dan kitapun sebagai empunya dapur mendapat manfaat dan ide yang segar. Seharusnya.
Ya, dapur, entahlah… itulah fenomena, dan kelak kala kamu sudah menjadi orang besarpun juga akan seperti itu, semakin besar dapur yang kamu miliki, maka yang akan ikut mengurusnyapun juga akan semakin banyak, dan akan semakin bermacam-macam komentar orang yang mengurusnya. Jadi ala kulli hal, hormatilah orang ikut mengurus dapur kita, dan berilah apresiasi positif padanya, atau tawari dia untuk duduk di dapur kita, sehinga ia bisa sempurna dalam mengurus dapur kita.
Ala kulli hal, focus dan uruslah dapurmu, dan jika kamu punya ide untuk orang lain, dan punya masukan yang positif untuk dapur orang lain, sampaikanlah dengan baik dan benar. Hehehe. Gitu kali ya….
Salam..
Dapur BilalGrup.

No comments:

Post a Comment