Pages

Wednesday, February 25, 2015

Suka Jalan-Jalan Harus Punya Mesin Uang


Foto-foto jalan-jalan Bilal
1. Yang di Bundaran HI bareng Islamic Book Fair [disini] [disini]
2. Yang waktu maju ke depan panggung [disini]
3. Ini yang di pemandian Cibinong [disini]
4. Yang ini di Rangkasbitung di Alun-alunnya [disini]
Untuk yang lain, bisa di search aja di IG 


Ditulis di Desa Ciherang, Kec Pacet, Kab: Cianjur, Jawa Barat.
Ya sekarang sampek 2 hari 2 malam kedepan akan berada disini bersama dengan teman-teman BEM REMA STEI Tazkia. Untuk makrab dan menghilangkan penat dan jenuh-jenuh di kampus sebelum kembali mengulangi kesibukan di kampus. Sesuai cerita yang kemaren [disini]
Ngapain aja? Tadi jam 9 an kita sampek kesini, terus setelah shalat duhur berangkat ke Gunung Gede yang itu adalah milik Arifin Panigoro. Dan ceritanya itu juga nyambung dengan Baret Merahnya Yayasan Pak Soeharto. Hehe
          Terus ceritanya, setelah dari Pemandian kemaren langsung ke sentul, sore Selasa itu Rapat, terus Malam Rabu nginep di rumah Rohim, dan paginya berangkat. Di dalam perjalanan ada 3 mobil, ada yang pakek motor sekitar 7 an motor, dan di susul satu mobil setelah duhurnya.
          Di perjalanan itu Bilal terbesit judul di atas itu “Suka Jalan-Jalan, Harus Punya Mesin Uang”. Karena memang biasanya kalau jalan-jalan pasti Bilal matanya celingak celinguk ngeliat sekeliling dan merhatiin apa yanga da disekitar jalan tersebut. Kadang ngeliat toko, ruko, warteg, bis wisata, ekspator, buldoser, property, kebun teh, kebun-kebun, hotel, tempat maen golf, permainan, pemandian, jalan tol, dll lah, dan dalam pandangan Bilal itu adalah MESIN UANG, bagi mereka yang punya.
          Bilal terpikir, toh walaupun ownernya itu sedang di luar negeri, tapi hitungan waktu mereka itu tetap menghasilkan uang dan memiliki pemasukan. Tetap ada casflow yang muter. Tetep ada hitungannya. Jadi ownernya jalan-jalan tapi bisnisnya tetap jalan dan gede dan hebat serta isa mensukseskan banyak hal.
          Gitu yang terpikir dalam benak Bilal. Lalu pertanyaannya kalau sudah terpikir, apa yang akan Bilal lakukan? Ya seyogyanya mulai untuk membangun dan mendirikan mesin-mesin uang itu sehingga kalau Bilal jalan-jalan mesin uang itu tetap berputar dan menghasilkan uang untuk Bilal.
          Lalu gimana caranya? Inilah yang kadang membedakan orang yang benar-benar dengan orang yang hanya ingin saja, cotntohnya tuh ya, cerita ust ditempat Bilal ngajar itu. Susah awalnya, hanya jualan bakso, tapi bertekad menghidupi santri dan mengurus dan mengajarkan serta berdakwah untuk agama islam. Awal-awalnya gak bisa kemana-mana focus membesarkan dan mengurus system dari pondok pesantrennya itu. Namun akhirnya toh walaupun ust itu sering keluar dan mengurus banyak hal di luar pondoknya tetap jalan dan tetap mantap. Namun cerita perjuangannya itu yang perih dan menyedihkan.
          Jadi untuk bisa sampek pada judul itu, ya harus siap sakit dulu, harus siap di hina, di caci, di terlantarkan, tidak diperdulikan, tidak di hormati, tidak di respon dan lain sebagainya.
          Ala kulli hal, semua itu bisa dengan kekuatan Tuhan dan Kehebatan Tuhan. Yakin deh… pasati akan ada masa di mana kita merasakan semua hal yang kita inginkan. Allah maha dalam segala-galanya.
          Untuk foto-foto tadi di Gunung Gede masih belum ya, masih di hpnya Elvira, tar insyallah ya kalau udah di send, bakal di upload.

Terimaksih telah nyempatin baca, dan semoga bermanfaat. 
 M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66, 
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter:  @malbilaluddin1 
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04, 
ID Youtobe :  M. AlbilaluddinID 

No comments:

Post a Comment