Pages

Sunday, April 5, 2015

Mempersiapkan Bibit Unggul, Sejak Dini Demi Dunia Yang Semakin Baik, Masuk Buletin Sidogiri Eisi 102

Foto Buletinnya [Klik]
Mempersiapkan Bibit Unggul, Sejak Dini
Demi Dunia Yang Semakin Baik
Oleh: M. Albilaluddin al-Banjari*

               Kita terlahir dari keluarga, kita juga besar dari keluarga. Keluarga dan lingkungan sekitar kita telah membentuk dan menjadikan kita yang sekarang. Telepas dari positif dan negative, kita telah menjadi pribadi kita yang telah menjadi sekarang. Tentu semua ini tidak serta merta menjadi, namun ada proses yang terlibat di belakangnya yang sehingga menjadikan kita seperti saat ini. Tentu banyak hal yang kala kita mau untuk sedikit bertafakkur dan menanyakan “Kenapa saya menjadi pribadi yang seperti ini?’. Dan jawabannya pasti tak lepas dari latar belakang keluarga serta lingkungan yang membesarkan kita. “Kenapa kita kurang bisa bersosial dengan baik? Kenapa kita kurang bisa bernegosiasi dengan bagus? Kenapa kita tidak bisa memimpin dengan cara yang benar? Tentu semua jawaban dari pertanyaan ini tidak akan terlepas dari apa yang membentuk kita sejak kita kecil dulu.
                Kita sebagai orang tua telah di bentuk dan kita telah menjadi bentukan. Kita telah mateng dan telah diangkat dari oven. Kita telah di angkat dari tungku. Kita telah menjadi produk. Hal yang telah masak dan telah jadi, sulit untuk dirubah, toh walaupun mungkin untuk berubah, namun kemungkinannya sangat kecil karena kita sudah terlewat dari masa perkembangan dan pertumbuhan. Kita sebagai orang tua telah menjadi produk, dan kala kita sudah memiliki anak berarti kita sedang memproses sebuah produk.
                Kita telah di ajarkan banyak hal dariapa yang kita lhat dan kita dengar dari lingkungan sekitar dan keluarga kita. Kita telah di dikti banyak hal, dan semua kita telah dapat dan kembali kepada kita “Apakah dengan ilmu dan pengalaman yang kita punya kita akan membentuk dan menjadikan produk kita juga seperti produk ayah dan ibu kita?”
                Karena kita telah menjadi produk, maka kesempatan untuk memilih sudah tidak lagi ada pada diri kita. Karena memilih untuk sesuatu yang telah terlewat hanya sebuah kebohongan dan hanya menjadi angan-angan yang akan mendekatkan diri kita pada perbuatan syetan. Pun begitu kita tidak mungkin merubah sesuatu yang telah terjadi dimasa lalu kita. Karena kita telah menjadi.
                Namun dari semua yang telah terjadi itu, kita telah mengerti dan kita telah memiliki ilmu dan telah mampu untuk memberikan nilai mana yang positif dan mana yang negative untuk kita tanamkan pada anak-anak yang merupakan produk kita.
                Karena kita telah tercipta menjadi sebuah produk, dan kita juga sekarang telah mengerti seperti apa perjalanan dan kehidupan yang akan di tempuh dan di jalani oleh produk yang kita ciptakan. Maka seyogyanya kita untuk menyiapkan produk kita itu dengan unggul dan baik. Bahkan dalam maqalah yang di nisbatkan pada Sayyidina Ali dan Sayyidina Umar di sebutkan “Ajari anakmu dengan ilmu, karena mereka itu akan hidup pada zaman yang tidak lagi sama dengan zaman dimana kamu hidup”. Itulah anjuran dan ajaran Rasul untuk kita siapkan produk yang sempurna sehingga benar-benar matang dan bisa menciptakan produk yang lebih unggul dan lebih hebat lagi.
                Saatnyalah bagi kita untuk memberikan pandangan tentang masa depan, memberikan pandangan tentang dunia lain, memberikan pandangan tentang kehidupan, memberikan falsafah hidup, memberikan ajaran-ajaran serta tips dan quote yang relevan untuk kehidupan mereka kelak. Sehingga mereka tidak hanya sekedar menjadi produk namun  menjadi produk yang sempurna.
                Namun dengan semua itu, tidak seyogyanya juga kita memaksa mereka untuk menjadi apa yang kita inginkan. Karena disatu sisi produk kita ini adalah produk yang memiliki talenta dan berhak untuk memilih apa yang di inginkannya selagi hal tersebut tidak bertentangan dengan apa yang di ajarkan dan dianjurkan oleh Allah swt. Selama alasan dan argument mereka bisa di terima akal, maka seyogyanya kita sebagai orang tua terus mendorong dan menguatkannya. Dengan harapan produk kita, memiliki keunggulan dan kehebatana. “Tidak masalah mereka akan menjadi apa dan steapnya bagaimana, asalkan mereka menjadi nomer satu di bidangnya”. Tidak memaksa mereka. Karena dalam islam tidak ada istilah pemaksaan. Dan Rasul berdakwahpun juga lemah lembut. Maka kita berikan mereka keleluasaan untuk memilih dan untuk menjalani semua steap yang ada.
                Dengan demikian, sedikit demi sedikit. Produk yang kita hasilkan akan menjadi produk yang oke punya dan memiliki nilai tambah yang tinggi dikalangan masyarakat.
                So, kita sebagai orang tua, sejak sekarang dan bahkan sejak produk kita masih berada dalam kandung sudah seyogyanya untuk mempersipkan mereka. Di mulai sejak sekarang. Dimulai dari hal yang kecil, seperti mengajarkan membaca bismillah sebelum makan, makan dengan tangan kanan, baca doa sebelum mengerjakan sesuatu dan lain sebagainya yang bersifat remeh dan kecil. Dan di mulai dari diri kita sebagai orang tua. Memberikan contoh. Mengajarkan dan memberitahukan, namun tak cukup hanya itu, tapi juga harus mencontohkan. Sehingga mereka produk kitu dapat mengerti dan merasa memiliki panutan.
                Terahir ada sebuah kata indah dari seorang filsuf ”Tak usah bermimpi untuk membersihkan dunia, cukup setiap keluarga membersihkan rumah masing-masing dan pekerangannya, niscaya dunia akan bersih”. Pun begitu cukup setiap kelurga menghasilkan produk, anak-anak yang unggul, niscaya dunia ini akan di penuhi orang-orang yang unggul”. Waalahu A’lam.[]

            *Penulis adalah Santri Sidogiri,
Presiden Mahasiswa BEM REMA STEI Tazkia Bogor

bilalgrup.blogspot.com 

M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66, 
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter:  @malbilaluddin1 
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04, 
ID Youtobe :  M. AlbilaluddinID 

No comments:

Post a Comment