Pages

SOPIR, LEADHER, IMAM, PEMIMPIN, RAJA, = PENGEMBALA

Tuesday, May 27, 2014
Laksana seorang supir yang mengendarai sebuah mobil. Kala ia ingin ngebut dan memacu mobilnya dengan cepat, tentu dia harus mengetahui terlebih dahulu dan memastikan bahwa mobil itu benar-benar dalam posisi baik dan posisi redy untuk dibawa ngebut. Jika tidak, tentu ia akan kelimpungan sendiri, dan orang-orangpun akan bilang “Orang rem mobilnya gak bagus di bawa ngebut”, “Wong ban-nya kurang angin di bawa ngebut”, “Gila orangitu ya, mobilnya gak kuat kayak gitu masih di bawa kebut-kebutan”. Dan komentar-komentar lain yang jelas, ujung-ujungnya tidak enak di dengar.

Kala aku mendrive Majalah IJTIHAD, tepatnya menjadi PIMRED (Pimpinan Redaksi) terbitan OMIM (Organisasi Intra Madrasah), di Pondok Pesantren Sidogiri, [seperti OSIS kalau di sekolah-sekolah umum, aku sering mengibaratkan, “Secerdas dan sehebat apapun seorang sopir mobil, ia tidak bisa dan tidak mungkin bisa untuk bermanuver sehebat kemampuan yang dia punya. Dia tidak akan bisa berbuat banyak dengan mobilnya itu, jika dalam mobil itu ada komponen-komponen yang tidakk maksimal”.
Yaps, betul begitu, karena jika ban mobilnya bagus, remnya bagus, namun mesin dari mobil itu ada masalah, mobil itupun tidak akan mampu berlari dengan kencang. Begitupun, mesin mobil itu bagus, keluaran terbaru, harganya termahal, begitupun juga tidak akan bisa melaju dengan kencang jika ban dan rem dari mobil itu tidak baik.
Begitu pulalah, dalam membawa dan men-drive sebuah organisasi, kala ia menjadi puncak pimpinan, dia tidak akan bisa berbuat banyak toh walaupun dia orang hebat atau orang yang paling cerdas sekalipun  jika komponen dari organisasi itu tidak berjalan baik dan mau hidup sendiri-sendiri.
Dalam anjuran Aa Gym, jadilah PONDASI (dalam bangunan), ia tak menonjolkan diri, tak tampak, tak terlihat, tak menggagagahkan diri, namun tanpa pondasi sebuah bangunan semegah apapun tidak akan berdiri.  
Komponen-komponen organisai itu, dalam sebuah organisasi, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, itulah komponen utama. Sedang dalam majalah ada Pimpinan Redaksi (pimred), Sekretaris Redaksi (sekred), dan Editor.
Sedang para mentri dan para awak redaksi adalah komponen tambahan yang akan menjadi penyempurna daripada bagan organisasi itu sendiri.
***
Dalam sebauh ilustrasi, seorang supir yang akan menuju ke puncak gunung semeru yang lumrahnya 5 jam, namun ia ingin lebih cepat daripada itu, ingin lebih baik lagi daripada itu, dan ingin lebih wah lagi daripada hal itu, maka tentu, ban, rem, dan mesin dari mobil itu harus mengimbangi dan mengikuti serta berbuat seperti apa yang akan di lakukan sang sopir. Jika tidak, keinginan dan harapan sang sopir untuk sampai lebih cepat, lebih wah dan lebih nyaman itu tidak akan tercapai. 
Begitupan dalam organisasi, bedanya, jika dalam mobil komponen mobil tersebut bisa kita atur dan komponen itu tidak akan melawan dan tidak peduli, sedang dalam organisasi komponennya itu adalah manusia yang berakal dan kadang pula memiliki keinginan dan mimpi serta keinginan masing-masing. Oleh karenanya, disanalah sang pemimpin, sang sopir, sang leadher, dituntut untuk lebih sabar, lebih berkomonikasi, lebih perduli, lebih care, lebih menyayomi dan lebih-lebih yang lain.
Mengenai tuntutan sabar dalam memimpin ini, telah di ajarkan oleh Allah swt, yang dilaksanakan dalam bentuk “menjadikan setiap nabi itu pengembala”. Bentuk inilah yang menjadikan para nabi telah belajar seperti apa dan bagaimana membawa tabiat dan karakter manusia yang berbeda-beda.  Belajar dari membawa dan mengatur domba-domba gembala yang jika di tuntun dia tidak mau, dan jika di dorong dari belakang dia malah kabur.
Yaps, disanalah letak belajarnya, karena tak jarang ada sebagian manusia yang jika diharap untuk menjadi lebih baik malah ia semakin rusak dan tidak perduli, tapi jika dia di biarkan begitu saja, dia malah berkarya dan menjadi baik. Namun sebaliknyapun ada. Yang jelas dan yang pasti “yang mengatur dan menentukan hidup kita adalah kita sendiri”, dengan catatan, jika kita telah masuk kedalam sebuah lingkar lain, kita seyogyanya untuk mentaati dan menerima lingkar itu dengan baik.
Semoga kita bisa berbuat yang lebih baik kawan untuk Tazkia, #ForBetterTazkia.
Teruntuk Wapres: Ilham Imamul Muttaqin, Sekum: Rifka Mustafida, Sek 1: Dira Sidratul Kamaliyah, Bendum: Elvira Dwi Kurnia, Bend 1: Siti Irsalina Maemunah. Semoga kita saling memahami satu persatu dari kita. Amin.


No comments:

Post a Comment