Hem…..
judul ini terlintas, kala mendengar seorang pemimpin sudah lama duduk dan belum
menyerahkan kedudukannya pada orang lain, padahal andai kata diserahkan pada
orang lain mungkin akan terjadi perubahan yang sangat signifikan.
Ya,
judulnya panjang ya…. Tapi Bilal jelasin deh satu persatunya ya…”Jika buntut mau
berubah, namun kepala tak mau berubah, maka tak aka nada perubaha”….
Kata-kata
ini Bilal jelasin dulu ya…. Gini, Bilal menggambarkan sebuah perusahaan, sebuah
organisasi, sebuah perkumpulan, sebuah lsm, atau sebuah apalah yang intinya ada
pemimpin dan ada yang di pimpin didalamnya. Bilal menggambarkan itu
sebai kepala sebagai atasan dan buntut adalah bawahan.
Ya
jadi jika buntut….. bawahan, menuntut sebuah perubahan, menuntut suatu
gambaran dan cara
baru, gaya baru, system baru, sedang atasan yang sebagai kepala tidak
mau akan itu, atau tidak mau akan adanya perubahan itu. Maka sulitlah terjadi
perubahan. Benar gak?
Kalau
di gambarkan pada
ULAR,
jika buntut ular itu ingin menuju sungai yang berisi air jernih dan segar,
serta banyak makanan disana, namun kepala dari ular itu ingin menuju ke padang
sahara yang gersang, apakah
buntut itu bisa untuk berjalan sendiri? Tentu tidak kan? Ya atau gak neh…. Kalau
iya iya, kalau gak ya gak hehehe
Itu
gambaran yang pertama….. dan itu yang akan terjadi jika system masih
sentralisasi,
masih
tergantung keputusan one person, jadi musyawarah dan pendapatkpun tidak akan
ada gunanya jika hanya kembali pada person.
Itu
mengenai judul yang pertama…..
Selanjutnya untuk judul yang ke dua “Adakalanya kepala
itu harus menyadari “yang lain juga punya hak untuk menjadi kepala”. Terus untuk judul
yang ini, adalah regenerasi…. Karena memang kita semua tahu dan kita semua
sadar bahwa waktu yang kita miliki hanya 24 jam. Dan umur yang kita punyapun
juga terbatas,
dan
tidak mungkin seseorang akan terus berada dalam kesehatan dan kebebasan waktu. Dan
jika hanya terus di pegang oleh one person itu juga akan mengakibatkan tidak “suburnya”
siklus organisasi, dan siklus perkumpulan.
Oke
selesai, bisa di mengerti kan….. terus jika terus menerus one person, sulit
akan adanya pertumbuhan karena “Mustahil dengan cara yang sama, dengan system
yang sama, dengan bentuk yang sama, akan menghasilkan suatu yang berbeda” dan itu benar-benar
mustahil. Terkeculai jika one person itu menerapkan suatu yang baru dan memang
tidak banyak andil didalamnya. Namun jika masih banyak andil maka sulit rasanya
untuk menemukan hal baru.
Bisa
dimengerti kan? Ya intinya yang terakhir itu ““yang lain juga punya hak untuk
menjadi kepala”. Jadi monggo berikan pada yang lain,
karena memang adakalanya kita juga harus mengikuti dan memandang bahwa orang
lain itu bisa dengan skala dia, yang mungkin saja “lebih kecil” dari kita,
namun juga mungkin banget “lebih besar”.
Kasih
kepercayaan, dan tuntun dalam ranah yang fundamental jangan di tuntun
dalam segala hal karena dia pasti punya cara sendiri untuk sampai pada hal
fundamental itu.
Oke…
itu untuk yang kedua.
Ini yang terakhir “Sebuah kegamangan dari seorang anak yang baru bisa
melihat dunia”.
Ya,
jadi semua yang di tulis itu adalah kegamangan dan sedikit tafakkur panjang
dari seorang anak yang baru bisa melihat dunia… tapi semoga, barunya dalam melihat dunia. Merupakan pandangan
pada dunia yang terbarukan. Amin
M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia
2014-2015
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: bilalgrup, BBM: 73DDB880,
FB: Muhammad Albilaluddin
al-Banjari,
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment