Pages

Renungan Diri: Putra, Ayah Berbeda, Dan Tak Jarang Tak Bisa Seperti Siapa Ayahnya

Sunday, August 9, 2015
Bersama owner Star Up Center Depok, Bergerak dalam Dinar, Jonggol Farm dan Unit Usaha-usaha lain. Semoga ketularan. Amin

Baru saja, 09 08 2015 melihat foto di instagram, melihat foto putra ust, pun putri ust terkenal.
Sedang berada di mall, apakah ada yang salah? tentu tidak, apakah ada yang tidak benar? Tentu juga tidak. Hanya sedikit terbayang, dan terfikirkan dan teringat dalam otak yang paling dalam.

Apakah mereka ini kelak akan mampu menggantikan abahnya, akankah bisa meneruskan estafet keluarganya, karena tak jarang, banyak hal terputus, banyak hal sempurna dan hal yang harusnya terus menerus dan continu, namun tidak continu. Tidak tumbuh, tidak besar dan tidak bisa lebih dari ayahnya.
Padahal, #EntahApakahIniHarapanSemuaOrang seyogyanya seorang anak lebih dari ayahnya. Pernah membaca cerita sukses dari owner bukaka group. Dia berharapa pada anaknya agar bisa lebih dari ayahnya, akhirnya yang dulu sang ayah hanya punya satu kilang minyak anaknya menambahkan menjadi dua kilang, yang dulu sang ayah hanya punya pom bensin sang anak menambah ranah bisnisnya menjadi bisnis told an bisnis-bisnis yang lain. Yakni bosowa group yang juga memiliki lembaga pendidikan unggulan.

Kadang suka terlintas di hati, toh walaupun kita juga bukan orang sempurna, dia anaknya ust kok begitu ya, apakah dia bakalan bisa gantikan abahnya? Kadang suka terlintas kayak gitu, padahal siapalah kita. Tapi entahlah, kadang hati suka berkata sendiri.
Apakah itu menjadi menggibah atau gimana? Entahlah yang jelas, Bilal pernah tau, orang yang menjadikan dirinya pantas untuk di ghibah, kala di kita ghibah maka itu tidaklah berdosa.
Semisal, seorang datang ke tempat pelacuran, maka kala kita menggibahnya tentang dia melacur tidaklah salah, karena dia menempatkan dirinya pada tempat yang pantas untuk di ghibah.
Lalu, seumur yang Bilal punya dan sering Bilal mengikuti banyak anak yang tidak seperti cerita bosowa group di atas. Sang anak tidak bisa meneruskan estafet dakwah keluarga, atau usaha bisnis keluarga atau apa yang menjadi cirri khas keluarga.
Apakah itu salah? tentu tidak, cuman serasa sayang, tapi apakah dengan mengatakan “Seorang anak itu harus bisa meneruskan estafet keluarganya”. Apakah kata-kata ini mendahului takdir Tuhan. Entahlah.
Yang jelas, Allah semua yang ngatur, tapi ala kulli hal, seyogyanya bagi seorang anak, kala tahu dan mengerti kedudukan ayahnya seyogyanya dia menjaga dengan benar dan belajar dengan baik tentang apa yang telah di milikii abahnya dan meneruskan. Syukur-syukur kalau sang anak bisa untuk melebihkan daripada apa yang telah di capai sang ayah.
Tapi ala kulli hal, tetap semua di kembalikan kepada Allah. Karena tak jarang nakalnya masyaallah, tapi di pertengahan umur dia berubah 1000% dari dulunya dan bisa meneruskan estafet abahnya bahkan bisa lebih.
Hanya saja yang jelas, Bilal berharap kepada Allah, #TolongDiaminkan semoga semua keturunan Bilal sampai kiamat, sejahat dan sebejat apapun dia, namun dalam pertengahan jalan semoga berubah terutama di khotimahnya, di penutupan umurnya.
Toh walaupun tak meneruskan estafet dari Bilal, tapi bisa memberi cahaya dalam setiap tempat dimana dia berada. Istilah mudahnya “diamanapun tanah ia pijak, ia tetap menjadi mutiara yang sempurna yang menerangi alam sekitarnya”. Amin
Astagfirullah, semoga Allah mengampuni dosa kita semua. Terutama dosa penulisnya. Amin.

 M. Albilaluddin al-Banjari
CEO Bilal Grup, Motivator, Entrepreneur
Hp: 0858-558-321-66, 
Twitter:  @malbilaluddin1 
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04, 
ID Youtobe :  M. AlbilaluddinID 

No comments:

Post a Comment