Bersama teman STEI Tazkia yang menekuni bisnis property, #Ishaq Firdaus di Bebek Sinjai Bangkalan. Pada waktu Ramadhan 1436 H.
Hai, para pembaca yang selalu mengikuti dan dengan setia
mengeja dan menikmati sajian dari
tulisan-tulisan, cerita dan kadang curahatan yang ada di di blog ini. semoga
menjadi amal ibadah dan menjadi inspirasi serta menjadi pandangan masa depan
tentang hikmah dan nasehat hidup.
Oke,
tulisan ini judulnya panjang banget hehe. Kalau secara teori kepenulisan tidak
cocok karena judul itu harus pendek dan harus menggambarkan semua isi tulisan
yang ada di dalamnya.
Jadi
dalam tulisan ini, Bilal akan bercerita tentang seorang ustad yang ada di
Kalimantan sana, yang dulu adalah teman bermain Bilal yang sekarang sudah
memiliki tunangan serta sudah memiliki rumah sendiri. Beliau baru saja
bertunangan dan tunangannya sekarang masih di pondok meneruskan jenjang pendidikannya.
Jadi
cerita awalnya gini, hari ini tanggal 1 agustus
Bilal punya gratisan nelpon jadi di telponilah banyak orang yang ada di
kontak hp, baik untuk bercerita atau berkisah tentang masa lalu dan cerita masa
depan. Mulai dari teman biasa, ustad sampai orang yang mungkin menaruh benci,
tapi kadang jika menaruh benci gak di angkat heheh. #MangAdaYangBenciSamaBilal?
Hahah Aku bukan Tuhan brow, aku manusia biasa, jadi pantaslah kalau ada yang
benci, baik karena salahku, atau karena dia memang membenciku.
Setelah
nelpon bercerita tentang mimpi memiliki pondok disana sehingga disana ada
sebuah cahaya yang menerangi dan memberikan pencerahan untuk banyak orang yang
disekitarnya. Kata orang bijak, jangan nunggu kamu bersinar bak matahari lalu
mau menyinari banyak orang, tapi semampu kamu menyinari orang di sekitarmu,
sinarilah mereka dengan semampu yang kamu bisa.
Itulah
gambaran yang ada dalam diriku, oke, sip cerita rencana, neh, tanggal 2 besok
rencana mau ikut ke Pabrik Air Minum Dalam Kemasan punya pondok, dan besoknya
lagi akan otewe ke cikarang bekasi.
Oke,
terus mengenai judul diatas, neh baru masuk sama judul hahah. “Terkadang
manusia itu menganggap dirinya tidak mampu, padahal kadang bukan karena tidak
mampu, tapi tidak mau”. Jadi anggapan tidak mampu itu pada dasarnya adalah
tidak mau. Tidak mau sibuk, tidak mau lelah, tidak mau berpayah-payah, tidak
mau berusaha dan lain sebagainya, intinya sayangilah waktu yang kalian miliki.
Lalu apa solusinya? Apa coba? Apa kalau menurutmu para
pembaca, apa solusinya? Jawabannya ada di diri msing0-masing, tapi yang jelas,
Karena tidak mau, jadi harus di buat mau. Itu aja simplenya. Oke. Makasih
selamat menikmati hai #BilalLovers ##Ngarep
M. Albilaluddin al-Banjari
CEO Bilal Grup, Motivator, Entrepreneur
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment