Tahun ini aku pulang bukan pada biasanya, biasanya pulang pada bulan Ramadhan, tapi sekarang pulang bulan Jumadis Tsani, dan ini saya ketik waktu mau otewe balik pas tanggal satu Rajab.
Banyak yang nanya oleh-oleh, atau bawa oleh-oleh ketika mau balik. Lalu inilah oleh-olehnya.
Oleh-oleh yang pertama adalah:
1. Pedalaman perubahannya tidak secepat Perekotaan.
Saya sadar dan sangat menyadari kalau saya adalah orang pedalaman, hidup dan besar di pedalaman.
Dalam beberapa buku yang saya tulis, saya juga banyak bercerita terkait masa kecil saya dirumah di pedalaman dulu. Mencari ruput, mengembala kuda. Ngurus sapi, kesawah dll.
Seiring berjalannya waktu, saya sudah mulai dewasa, keluar dari desa waktu 2005 an, waktu itu berangkat ke Pondok pesantren sidogiri jawa timur.
Dan terus seperti itu sampek sekarang, tepatnya 2012, dari jawa timur ke jawa barat ditahun itu untuk sekolah. Lalu 2017 awal kembali lagi ke jawa timur.
Dan sementara pulang pergi dan merasakan perjalanan hidup sejak 2005 itu sampek saat ini, tidak begitu banyak yang berubah. Toh walaupun memang ada perubahan, bukan berarti tidak ada sama sekali. Tapi memang pergerakan perubahan di pedalaman itu lambat. Tidak secepat perkotaan, terlebih lagi ibu kota.
2. Pedalam itu, Pengan apa-apa harus ke Kota
Ya karena memang namanya pedalaman, mau apa=apa perlu kota, karena didesa jarang ada. Bahkan untuk beli sesuatu aja agak repot bahkan sulit. Ya kembali namanya juga didesa. Dan tentu kitapun tidak perlu berharap pedalaman jadi kota. Sebagaimana kita tidak perlu berharap kota seperti desa.
Karena keduanya itu hil yang mustahal, toh walaupun tetap mungkin terjadi.
Tinggal kitanya saja yang menyesuaikan diri, seperti ada ada salah satu pamana saya, yang karena hidup di pedalaman kurang bisa memenuhi keinginannya, akhirnya dia pindah ke tempat yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Adat istiadat yang masih kental
Namanya didesa, adat dulu masih di pegang teguh, toh walaupun banyak dari penerus-penerusnya yang sudah tidak lagi sekokoh orang tua orang tua dalam memegang budaya. Sehingga tidak dipungkiri, banyak budaya yang semakin hari semakin hilang dan tidak ada.
4. Dimanapun kamu berada, syukurilah
Yang keempat ini bukan fakta desa atau apapun, tapi ini sekedar isi hati dan uneg-uneg, heheh.
Artinya mau kamu merantau, mau kamu didesa kamu sendiri, bersyukurlah dengan apa yang sedang kamu jalani. Mau itu sudah sesuai keinginannmu ataupun tidak sesuai.
Jika hidup kamu sudah sesuai keinginan kamu, maka bersyukurlah dan nikmatilah dan syukurilah.
Jika tidak sesuai keinginanmu, maka tetaplah bersyukur dan teruslah membayangkan dan mengusahakan kehidupan yang kamu inginkan dan kamu harapkan.
Udah itu aja dulu, kebanyakan nanti kamu males bacanya.
BACA JUGA
MENGIKUTI ARUS ATAU MEMBUAT ARUS : KLIK HERE
TAMU PERSIAPAN ACARA PELATIHAN: KLIK HERE
PELATIHAN TATA KELOLA AKUNTASI PESANTREN : KLIK HERE
M. Albilaluddin al-Banjari, SH
CEO BilalGrup, Motivator, Entrepreneur
Hp, Wa, Sms : 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
No comments:
Post a Comment