Mengenaskan, gak juga sieh, biasa aja, cuman pengalaman ini
sulit untuk di kenang dan males rasanya untuk mengenangnya, cuman sebagai
bentuk pelajaran aku tulis dan sebagai bentuk kenangan yang bisa di ambil
pelajaran dari hal tersebut.
Jadi gini ceritanya, kemarena sepda motorku tukeran sama
kakak kelas angkatan aku yang akan magang di Jakarta, karena Plat motornya udah
telat pajak jadi dia ngajak tukeran dan akupun mengiyakan karena memang aku
juga tidak begitu butuh dengan semua itu.
Di tukerlah motorku, dia bawa motorku dan aku bawa motornya,
tadi pagi 22 Juni 2014 pas Bilal akan berangkat ke kampus untuk ikut kumpul
dengan panitia Ramadhanku Ceria, namun pas di tanjakan menuju kampus tubleslah
ban itu, dan karena tidak ada tukang tambal ban yang buka, akhirnya dibwalah
motor itu tanpa di perhatikan kebocorannya, di tanyakan sama orang “Loh kok miring-miring
gitu jalannya? “Bocor pak”. Jawabku.
Akhirnya Bilal langsung ke kampus dan mengikuti rangakian
acara dan rangkain kegiatan yang di jadwal Bilal hari itu, yang diantaranya
mengurusi SP, namun setelah tahu ternyata dosennya tetap yang tahun lalu
akhirnya jadi mikir dua kali untuk mengambil SP, habisnya kepikiran, gimana
kalau gaya ngajar dan kebiasaan dosennya tetep seperti yang dulu, bisa gak
lulus lagi aku. Akhirnya rencana ngurus SP di skip dulu selain masukknya juga
masih lama.
Ngurus SP, Ngambil Buku di tazkia Book, mengurus kantor
BEM, mengurus pelajaran untuk ramadhanku
ceria, beli beras, dll lah, jadwalku untuk hari ini.
Oke, lanjut cerita tublesnya ban motor.
Setelah di tambal, akupun pulang dan dirumah telah ada kakak
kelas itu untuk mengambil motornya untuk di service dan menghidupkan pajaknya. Akhirnya
di tukerlah lagi motor itu.
Dan ternyata setelah di tuker, malamnya pas aku pakai untuk
membeli beras dan rencana potong rambut, ternyata tubles lagi bannya. Minjamlah
punya Nur Muflihah Azizah, teman kelas, sekaligus Sekretaris MUM. Makasih ya Nur. Ehhe aku manggilnya Nur, tapi
anak-anak manggilnya Jijut, menurutku di panggil kayak gitu kan gak ada
artinya, mending Nur lebih bagus dan ada artinya, tapi entah dia sukanya
dipanggil apa aku juga gak tahu. Intinya makasih pinjama motornya hehehhe.
Dan setelah di bawa ke bengkel ban itu tidak bisa di tambal,
akhirnya belilah yang baru. 2 kali tubles, yang pertama gak bisa di tambal,
harus beli, dan yang keduapun juga gak bisa di tambal dan harus beli, padalah
ban dalam yang kedua itu baru beli.
Yah, memang tuhan selalu memberi ujian, eh ujian apa bala
ya? Gak paham lah, yang jelas bannya sudah di perbaiki, ban dalamnya di
belikan, dan ban luarnya menggunakan punya kang Faisal dan itupun juga masih
belum bilang ke orangnya. Hehehe
Dah gara-gara hal ini, Bilal jadi gak bisa ngumpul setelah
magrib untuk mengobrolkan besok hari. Maaf ya pak wapres. Heheh
Sungguh ujian kesabaran itu bisa datang kapan dan dimana
aja, dan tanpa pandang bulu, sedang dalam posisi apakah kita?
Semoga ini, hal baik dan semoga bermanfaat untuk masa depan
aku.
Pelajarannya, usahakan beli sesuatu yang benar-benar bagus
kualitasnya, dan belilah yang benar-benar di butuhkan. Itu oke. Makasih.
No comments:
Post a Comment