Ya hari ini 28 Januari 2015 adalah hari ke 100 hari
kegiatan dan perjalanan preseden kita. Presiden terhormat dan pilihan rakyat
Jokowi Dodo, Mantan Walikota Solo yang menjadi Gubernur Jakarta dan akhirnya
meninggalkan kursi itu dan lebih memilih duduk di Kursi yang sekarang. Apakah
Jokowi haus kekuasaan? Entahlah. Atau cuman mau jadi boneka? Juga entahlah. Atau
atau yang lain. Gak tahu juga.
Oke lanjut. Lalu apa saja yang telah di kerjakan jokowi
dengan mentri-mentri yang dipilihnya. Lalu apa aja yang shot media? Apa aja
yang di lupakan media? Entahlah.
Yang jelas “Media itu hanya akan menshot apa yang
menjadikan rating medianya tinggi untuk keuntungan mereka?” lalu yang mana yang
akan benar-benar memberitakan untuk kepentingan rakyat? Ataukah memang untuk
tahun ini semua orang akan memilih untuk mengurus dan mementingkan dirinya
masing-masing. Ataukah tahun ini adalah tahun dimana Presiden akan lebih jelek
lagi dari tahun-tahun sebelumnya.
Flashba dulu ya…… Pada masa Soekarno, kita gak pernah
tahu seperti apa gejolaknya. Lalu pada masa soeharto, Banyak yang mengeluh Karena
Cendananya. Lalu pada masa Habibie, entah tak begitu banyak disitu karena
beliau hanya mampir sebentar. Lalu pada masa Gusdur, beliau akhirnya putus di
tengah jalan dan diganti oleh wakilnya. Yang sampai saat ini katanya masih
menjadi orang belakang presiden yang sekarang. Lalu setelah Megawati, di
gantikan lagi oleh SBY, bermacam-macam gejolak. Tapi dengan partai barunya itu
ia bisa duduk sampai dua priode. Lanjut pada selanjutnya yang sekarang. Dan rata-rata
yang timbul kata-kata atau selebaran yang intinya “Sek Penaan Jamanku To?”.
Cuman apakah benar seperti orang-orang Bilang bahwa
Jokowi mateng di Media, besar karena media, dan lain sebagainya entahlah. Hanya
yang kita tahu adalah. Jika kamu punya media, kamu punya uang, dan kamu punya
kedudukan, maka kalian akan bisa membawa dunia.
Entah apakah itu termasuk didalamnya. Kita semua tidak
ada yang tahu pasti. Karena memang yang
kita tahu semua dari media. Dan mediapun tak jarang sudah “dibeli” untuk
mebenarkan siapa dan menyalahkan siapa. Ya itulah media, dan kita masih tahu
dari media.
So, lalu dalam perjalanan ini, dalam 100 hari ini apa
aja yang di lakukan oleh presiden saat ini. Jika kita ingin tahu Positifnya
liat media yang mendukung dan mengelu-ngelukan dia sejak dia nyalon. Bahkan sejak
beliau nyalon sudah ada ini TV jokowi, ini Tv Prabowo, dan lain sebgainya. Dan pun
begitu dengan saat ini. Akan banyak yang memuji dan banyak yang menghina 100
hari Jokowi tergantung media mana yang dia baca.
Hanya jika berita yang memberitakan perpanjangan Pree
fort itu benar. Maka itulah kekurang ajaran yang benar-benar di lakukan. Toh
walaupun dalam posisi dia, mungkin ada satu celah yang harus ia ambil itu.
Tapi yang menjadi masalah lagi adalah. Media seakan
bungkan dan menghilangkan berita tentang itu. Dan malah focus sama KPK dan
Polri. Ah… media-media.
So, di 100 harimu ini Bapak Jokowi yang terhormat. Semoga
Anda akan lebih baik lagi. Karena kita belum tahu pasti. Karena Bilal tidak
tahu mau ikut media yang mana. Kita tidak pernah tahu secara pasti. Semua produk
media.
Kita tidak ingin seperti cerita orang yang mengeramatkan
makan kuda dan menyatakan bahwa itu adalah makam wali. Dan orang-orang tidak
ada yang tabayyun secara pasti. Hanya karena media yang mengatakan itu adalah
makam wali yang keramat. Padahal pada dasarnya itu adalah makam kuda. Dan si
penjaga makamnya itu mendapatkan uang dari orang-orang yang datang ke makam
yang katanya makam wali itu. Dari sanalah ia mendapatkan uang. Pun begitu
dengan media.
Ya begitulah, kurang lebih cara kerja dari media. Cara mereka
untuk mendapatkan uang. Lalu dari cara mereka mendapatkan uang itu kita saling
mengutuk dan saling menjelekkan. Ah entahlah.. dalam pandangan Bilal, daripada
sibuk dengan ngurus itu mending kita bersihin kamar mandi kita yang kotor,
mending kita nyapu halaman, atau ngurusin organisasi yang kita punya. Entahlah.
Mungkin bagi sebagian orang cara pandang
ini adalah cara pandang yang salah. tapi itulah cara pandang Bilal.
Itu pandangan Bilal sebagai Bilal. Tapi Bilal sebagai Presma, tentu menyayangkann hal itu. Toh walaupun pada dasarnya hasil media. Ah... memang 100 Hari ini tergantung kita melihat dimana dan melihat dari media apa?
Tapi sebagai rakyat Indonesia hanya berdoa, semoga Media itu memberitakan dengan benar dan sesuai kebutuhan rakyat. Dan semoga Presiden kita juga bakal lebih baik. Semoga kabar media yang menyatakan bahwa Jokowi adalah Boneka, kembali menjadi manusia biasa. Sehingga menjalankan kepemimpinannya.
Ah... Entahlah....
M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
No comments:
Post a Comment