Dakwah,
artinya menyampaikan sebagaimana sabda Rasul, Balligu anni walau ayat”,
sampaikan apa yang datang dariku toh walaupun hanya satu ayat. Menyampaikan apa
yang disabdakan, apa yang di ucapkan, apa yang di contohkan dan apa yang di
ajarkan serta apa yang di perintahkan oleh beliau. #Menyampaikan untuk
mendapatkan apa yang kita harapkan.
Intinya
apa yang di ajarkan beliau, serta apa yang di sabdakan beliau, di sampaikan,
itu dakwah, baik billisan, bilqalam, bilgambar, bil-audio,
bil.. apapun itu yang menjadi ranah penyampai. Laksana selangnya,
sumbernya adalah apa yang disampaikan dan di ajarkan Rasul, lalu penyampainya
adalah “dakwah” selangnya. Disampaikan pada yang di dakwahi. Tentu yang
berdakwah juga harus berisi dulu. Bak sumur yang mau mengalirkan air melalui
selang, maka sumur itu perlu berisi air terlebih dahulu, baru setelahnya bisa
mengalirkan air.
Di awal ini yang paling penting adalah sumber sumurnya,
atau ilmu yang akan di dakwahkan dulu berbicara tentang kreatif. Kala
tak ada airnya, apa yang akan di alirkan. Jadi ada airnya dulu, baru berfikir
selangnya yang seperti apa. #kreatifnya
Kreatif, artinya
sesuatu yang tak terfikirkan sebelumnya, yang new, yang fresh, yang amat sangat
baru. Jadi dalam hal kreatif ini, perlu adanya sedikit penelitian dan
penglihatan lebih mendalam. Ambil contoh aja kita mau menyampaikan tetang
pentingnya berhijab, atau tentang pentingnya bershadaqah atau tentang
pentingnya tauhid, maka sisi ke kreatifan itu di munculkan, oleh Ust, Yusuf
Mansur, oleh Aa Gym, oleh Ust Felix Siaw. Disampaikan dengan foto-foto yang
indah2 di sampaikan dengan TV, dengan radio, dengan selebaran atau brosur dengan
video atau yang lain. Pun begitu tentang pentingnya membaca, timbullah ide
kreatif dengan mengadakan perpustakaan keliling dan lain segabainya. #Kreatif
kebutuhan dan tuntutan.
Intinya, carilah “selang”
se “baru” mungkin, dan alirkanlah isi, atau air yang ada didalamnya itu kepada
orang yang tepat. Sehingga tercapilah CINTA yang di inginkan. #CARA IMAN DAN
TAQWA KEPADA ALLAH.
CINTA,
iman dan taqwa, hal yang selalu berubah-rubah, sekarang tinggi, nanti sore
rendah, sekarang rendah, besok tinggi. Maka
ranah CINTA ini juga kembali pada ranah dasarnya, yakni siapa yang di dakwahi, sehingga
yang di dakwahi itu dapat menerima apa yang kita ajakkan. #yakni CINTA.
Pun begitu perlu untuk
melihat sisi orang yang di dakwahi, memang dalam ranah besar sulit
memperhatikan person to person dari orang yang ikut dakwahi, namun dalam ranah
person dan ranah yang lebih kecil kita bisa mengenal dan mengetahui orang yang
kita dakwahi dan kita ajak. Sehingga dalam ranah ini kita bisa mengambil ranah
yang lebih mudah.
Mudah memperhatikan dan
melihat langsung siapa yang kita ajak dan dengan apa kita seharusnya mengajak.
Karena kadangkala hal b baik yang di lakukan tanpa melihat situasi dan ranah
psikologi orang yang di ajak kebaikan malah hal yang sebaliknya yang terjadi.
Maka kata orang yang telah menikah ada waktu-waktu khusus unutk memberi nasehat
dan mengajari istri kita tentang hal yang kita harapkan darinya.
Jadi dakwah, adalah tugas
pribadi setiap orang, dalam ranahnya dan dalam ruang lingkupnya, namun kala
dakwah itu sudah berlanjut dan di ambil oleh orang-orang yang tidak seharusnya
maka akan terjadi hal-hal di luar yang seharusnya. Dakwah harus berbayar,
dakwah harus di panggung, dakwah harus di rekam, dakwah harus berkamera, dakwah
harus masuk tv dan lain sebagainya. Maka hal ini telah keluar dari dakwah yang
sesungguhnya.
So, dakwah kreatif sebisa
mungkin mengambil ruang dan ranah yang lebih luas serta lebih mapan dan
mengambil pangsa yang cocok dengan orang yang di dakwahi. Semisal pengajian
kantoran, pengajian mushollahan, pengajian masjidan dan lain sebagainya. Itu
adalah ranah dakwah.
Lalu kembali kepada
pengemban dakwah itu sendiri, harus memposisikan diri sebagai apa, dan
berposisi dimana? Sehingga dengan ngerti posisi dakwah akan lebih mudah di
cerna dan lebih mudah di rasa. Semakin besar dakwah yang di emban, maka semakin
besar pula ranah yang orang yang di dakwahi dan perlu untuk melakukan
pendekatan dakwah dari banyak sisi, sehingga butuh kreatifitas yang lebih
besar.
Inti
yang dapat di ambil adalah, 1. Kita harus mengisi dulu dengan apa yang akan
kita dakwahi, 2. Kita mencari cara sebaik mungkin untuk menemukan formula yang
baik tuk sampai pada ranah yang di harapkan, yakni Iman dan Taqwa kepada Allah
swt. Agar terus bertambah dan meningkat. Lalu apa yang perlu di perdalam,
bacaannya, ngajinya, belajarnya, dan mencari ilmu barunya.
Semoga
bermanfaat dan semoga barokah, semua kebenran datang dari Allah swt, dan semoga
kita semua menjadi pendakwah yang baik, dalam ranah keluarga khusunya dan dalam
ranah yang besar umumnya. Amin
Salam
Bogor
18-Mei-2015
M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment