Tulisan ini berjudul, ijarah vs ujroh. Ijarah dan ujroh
adalah salah satu kata yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Jika
ada ijrah maka ada ujroh, jika ada ujroh maka ada ijarah, toh walaupun tidak
selalu begitu, dalam bentuk lain.
Pada dasarnya manusia di wajibkan untuk mencari penghidupan
untuk dirinya. Dan tidak diperbolehkan menjatuhkan diri kedalam kehancuran, sesuai
dengan apa yang Allah bilang dalam al-Qur’an, Wala Tulku Aidikum Ilat Tahlukah, dan janganlah kamu menjatuhkan diri kedalam
kehancuran.
Artinya Allah bilang, kamu jangan membuat dirimu celaka,
kamu jangan membuat dirimu terhina, dan lain sebagainya. Oleh karenanya untuk
menghindari hal tersebut, manusia bekerja untuk mencari penghidupan, atau lebih
dikenal dalam dunia islam dengan mencari maisyah.
Dalam mencari maisyah,
seseorang diberikan yang namanya upah. Upah atas apa yang telah dilakukannya.
Dalam dunia islam hal seperti ini di kenal dengan akad ijarah, atau akad yang
lumrah dipakek dalam transaksi bekerja adalah akad ijarah. Yakni orang lain,
mengerjakan tugas yang seharusnya ia lakukan, dan jika ia telah melakukanya
maka ia berhak mendapatkan ujroh, ongkos, bisyarah, atau gaji dari apa yang
telah diperbuatnya tersebut. Hal ini sama dengan cerita yang terjadi pada salah
satu nabi Allah yang penulis lupa namanya, yakni ia mengambilkan air untuk
unta-untanya, maka karena ia mengambilkan air untuk unta-untanya maka dia beri
upah. Ini juga diabadikan oleh Allah dalam al-Qur’an, bahkan Allah bilang
“sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu sewa adalah orang yang kuat dan
orang yang amanah”.
Kembali lagi pada pembahasan ijarah dan ujroh. Jadi Allah
nyuruh kita untuk mencari orang yang kuat dan orang yang amanah, sehingga
dengan kreteria tersebut, pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan sendiri, bisa
kita amanahkan atau delegasikan pada orang yang terlah kita sewa tersebut. Akan
tetapi ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh para bos, para ketua, para
kepala, para entrepreneur, dan para pemegang kekuasaan, bahwasanya, Ujroh itu berbanding lurus dengan apa yang
kita ijarahin.
Artinya, ketika menginginkan sesuatu yang luar biasa maka
tentu seyogyanya untuk mengeluarkan ujroh yang juga lebih, dan jika mau yang
biasa-biasa maka ujroh yang dikeluarkannyapun juga biasa-biasa. Akan tetapi,
jika ada perbuatan ijarah yang biasa, begitu menumpuk tugasnya akan tetapi
dengan ujroh yang sedikit, maka tidak lama Musta’jir
(orang yang diakad ijarah) tersebut bisa pergi jauh. Karena tidak
seimbangnya antara perbuatan yang harus dilakukan dan hak yang seharusnya ia
dapat.
Alm Bob sadino memberi tips agar orang yang kita sewa
(karyawan) betah dan semangat bekerja, tips dari beliau adalah “Kerja ringan, gaji gede,fasilitas menarik”.
itu agar orang yang kita sewa semanat. Akan tetapai tentu ini akan
memberatkan pengusaha atau pemilik kekuasaan, maka yang seimbanglah yang
sesuai.
Bahkan Rasulullah saw, mewanti-wanti kepada kita ummatnya,
terutama yang memegang kekuasaan, agar memberikan ongkos orang yang diswa
sebelum keringat orang tersebut kering. Itu artinya begitu pedulinya Rasulullah
akan nasib ummatnya. Kalau mau merenungi, orang yang bekerja (menjadi karywan)
tentu mereka punya anak, mereka punya cucu, mereka punya istri, mereka juga
punya tanggungan yang semua tanggungan itu bergantung pada ujroh yang
diterimanya dari tempat dia bekerja. Jika ujroh dari tempat dia bekerja adalah
satu-satunya pintu masuk uang, maka sungguh sangat dholim seorang pemegang
kekuasaan jika menunda-nunda atau menyenyaja mengkahirnya ujroh karyawan yang
dimilikinya.
Uang sekolah anaknya yang seharusnya dibayar menjadi tidak
dibayar karena ujrohnya belum turun, uang air dan uang listrik yang seharusnya
dibayar menjadi belum dibayar karena ujrohnya belum turun, bayar angsuran motor
menjadi tidak dibayar karena ujrohnya juga belum turun.
Maka sangat penting posisinya, untuk memperhatikan para
karyawan atau orang yang kita sewa tenanganya, karena dengan peduli kepada
mereka, insyaallah mereka akan lebih peduli pada perusahaan. Dengan membuat
mereka merasa memiliki, maka mereka akan lebih semangat menghasilkan hal yang
lebih untuk perusahaan.
Salam
CEO BilalGrup
M. Albilaluddin al-Banjari
CEO BilalGrup, Motivator, Entrepreneur
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: 5F706F30,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment