Pages

BEM, ATASAN, MUSYAWARAH AKBAR, #FORBETTERTAZKIA

Thursday, May 29, 2014


Baru saja ngobrol panjang dengan ust Miftah ketua prodi BMI, ngobrol panjang lebar mengenai BEM. Pertamanya di mulai dengan sedikit mengobrolkan musyawarah akbar stei tazkia.
Yaps kemaren sempat ikut sih sebentar saja, hanya melihat setelah wawancara dengan para calon mentri di kementerian bem yang belum diketahui apa namanya. Ikut sebentar bersama Irsalina Maemunah, mendengarkan, makan jajan dan melihat bagaimana mereka bermusyawarah yang pada dasarnya hanya untuk membawa kepentingan mereka masing-masing.
Yah , lucu juga sih, yang jelas, musyawarah itu untuk membawa aspirasi mahasiswa Cuman kenyatannya banyak yang mementingkan kepentngan mereka. Entah mau dibilang gimana, yang jelas kalau di lihat dari DPR, MPR mungkin mereka juga mementingkan kepentingan pribadi. Membawa kepentingan partai dan membawa kepentingan golongannya doang.
Memang, kitapun dalam pandangan mereka seperti itu, semisal “kita membawa kepentingan agar perempuan dilarang bekerja di luar rumah, dan mereka membawa kepentingan agar boleh perempuan bekerja di luar rumah”.  Yaps semua membawa kepentingan.
Dan semoga kepentingan yang berbentuk pribadi itu menjadi kepentingan yang memang dirasakan manfaatnya oleh masyrakat luar.
Owh ya, jadi panjang lebar, terus dalam pandangan pak Miftah, banyak sieh tapi poin-poinnya:
1.       BEM itu harus punya misi besar dan keinginan yang besar yang fokus, sehingga kalau toh walaupun kamu sudah selesai jadi pengurus BEM, kamu  dan tim-timmu masih di kenang. Kalau hanya banyak kegiatan, kepemimpinanmu selesai, selesai semuanya.
2.       Yang kedua, harus berani dan tegas untuk apa yang telah kamu misikan itu. Semisal membuat lapangan. Jadi biar benar-benar ketemu hasil yang bisa di banggakan.
3.       BEM itu untuk meneruskan corong dari mahasiswa, jadi seyogyanya BEM membawa aspirasi dari mahasiswa. “Lah, pak kita masih belum mengadakan audiensi  dengan mahasiswa” kata Bilal. “Ya makanya, kamu harus ngadain itu, mengumpulkan seluruh mahasiswa atau ketua-ketua dari UKM atau perwakilan dari mahasiswa, dan setelah itu sampaikan kepada Kemahasiswaan, jadi runtutannya, 1. BEM, 2. KEMAHASISWAAN 3. PIHAK ATASAN YAKNI PAK SYAFI’I. (Pada dasarnya bem itu langsung ke pak Syafi’I, cuman karena pak Syafi’I tidak punya banyak waktu, maka beliau memilika tangan kanan yang berupa KEMAHASISWAAN). “owh gitu pak” kata Bilal.
4.       Ngadain pertemuan dengan ketua-ketua bem 2 tahun sebelumnya, sehingga kamu tahu yang mana yang skala prioritas di BEM dan untuk mahasiswa itu.
5.       Tambahan dari Bilal, Belajar dan melihat di BEM-BEM kampus dan perguruan tinggi lain.
Yaps, itu ajalah yang mungkin dan masih aku inget. Heheh. Terus lagi, Bilal jadi dapat inspirasi mengena BEM, gimana kalau kita mengadakan audiensi dengan pihak atasan. Terus untuk semua UKM dan mahasiswa, Bilal dari dulu sebelum ada di BEM pun sudah punya keinginan untuk mengadakan FBT (For Better Tazkia).  Jadi semua ketua UKM dan semua ketua konsul, dan orang-orang berpengaruh di undang untuk mencari inspirasi dan masukan untuk membawa BEM ke #ForBetterTazkia.
Yaps ya setelah itu, Bilal dan ust Miftah masuk ke kelas.

No comments:

Post a Comment