Pages

100 hari kerja jokowi: Sek penak jamanku to?... Hem…

Tuesday, January 27, 2015
      Ya hari ini 28 Januari 2015 adalah hari ke 100 hari kegiatan dan perjalanan preseden kita. Presiden terhormat dan pilihan rakyat Jokowi Dodo, Mantan Walikota Solo yang menjadi Gubernur Jakarta dan akhirnya meninggalkan kursi itu dan lebih memilih duduk di Kursi yang sekarang. Apakah Jokowi haus kekuasaan? Entahlah. Atau cuman mau jadi boneka? Juga entahlah. Atau atau yang lain. Gak tahu juga.


       Oke lanjut. Lalu apa saja yang telah di kerjakan jokowi dengan mentri-mentri yang dipilihnya. Lalu apa aja yang shot media? Apa aja yang di lupakan media? Entahlah.
Yang jelas “Media itu hanya akan menshot apa yang menjadikan rating medianya tinggi untuk keuntungan mereka?” lalu yang mana yang akan benar-benar memberitakan untuk kepentingan rakyat? Ataukah memang untuk tahun ini semua orang akan memilih untuk mengurus dan mementingkan dirinya masing-masing. Ataukah tahun ini adalah tahun dimana Presiden akan lebih jelek lagi dari tahun-tahun sebelumnya.


      Flashba dulu ya…… Pada masa Soekarno, kita gak pernah tahu seperti apa gejolaknya. Lalu pada masa soeharto, Banyak yang mengeluh Karena Cendananya. Lalu pada masa Habibie, entah tak begitu banyak disitu karena beliau hanya mampir sebentar. Lalu pada masa Gusdur, beliau akhirnya putus di tengah jalan dan diganti oleh wakilnya. Yang sampai saat ini katanya masih menjadi orang belakang presiden yang sekarang. Lalu setelah Megawati, di gantikan lagi oleh SBY, bermacam-macam gejolak. Tapi dengan partai barunya itu ia bisa duduk sampai dua priode. Lanjut pada selanjutnya yang sekarang. Dan rata-rata yang timbul kata-kata atau selebaran yang intinya “Sek Penaan Jamanku To?”.

      Cuman apakah benar seperti orang-orang Bilang bahwa Jokowi mateng di Media, besar karena media, dan lain sebagainya entahlah. Hanya yang kita tahu adalah. Jika kamu punya media, kamu punya uang, dan kamu punya kedudukan, maka kalian akan bisa membawa dunia.

      Entah apakah itu termasuk didalamnya. Kita semua tidak ada yang tahu pasti. Karena memang yang  kita tahu semua dari media. Dan mediapun tak jarang sudah “dibeli” untuk mebenarkan siapa dan menyalahkan siapa. Ya itulah media, dan kita masih tahu dari media.

      So, lalu dalam perjalanan ini, dalam 100 hari ini apa aja yang di lakukan oleh presiden saat ini. Jika kita ingin tahu Positifnya liat media yang mendukung dan mengelu-ngelukan dia sejak dia nyalon. Bahkan sejak beliau nyalon sudah ada ini TV jokowi, ini Tv Prabowo, dan lain sebgainya. Dan pun begitu dengan saat ini. Akan banyak yang memuji dan banyak yang menghina 100 hari Jokowi tergantung media mana yang dia baca.
Hanya jika berita yang memberitakan perpanjangan Pree fort itu benar. Maka itulah kekurang ajaran yang benar-benar di lakukan. Toh walaupun dalam posisi dia, mungkin ada satu celah yang harus ia ambil itu.

       Tapi yang menjadi masalah lagi adalah. Media seakan bungkan dan menghilangkan berita tentang itu. Dan malah focus sama KPK dan Polri. Ah… media-media.

       So, di 100 harimu ini Bapak Jokowi yang terhormat. Semoga Anda akan lebih baik lagi. Karena kita belum tahu pasti. Karena Bilal tidak tahu mau ikut media yang mana. Kita tidak pernah tahu secara pasti. Semua produk media.

       Kita tidak ingin seperti cerita orang yang mengeramatkan makan kuda dan menyatakan bahwa itu adalah makam wali. Dan orang-orang tidak ada yang tabayyun secara pasti. Hanya karena media yang mengatakan itu adalah makam wali yang keramat. Padahal pada dasarnya itu adalah makam kuda. Dan si penjaga makamnya itu mendapatkan uang dari orang-orang yang datang ke makam yang katanya makam wali itu. Dari sanalah ia mendapatkan uang. Pun begitu dengan media.

      Ya begitulah, kurang lebih cara kerja dari media. Cara mereka untuk mendapatkan uang. Lalu dari cara mereka mendapatkan uang itu kita saling mengutuk dan saling menjelekkan. Ah entahlah.. dalam pandangan Bilal, daripada sibuk dengan ngurus itu mending kita bersihin kamar mandi kita yang kotor, mending kita nyapu halaman, atau ngurusin organisasi yang kita punya. Entahlah. Mungkin bagi sebagian orang  cara pandang ini adalah cara pandang yang salah. tapi itulah cara pandang Bilal.
      
       Itu pandangan Bilal sebagai Bilal. Tapi Bilal sebagai Presma, tentu menyayangkann hal itu. Toh walaupun pada dasarnya hasil media. Ah... memang 100 Hari ini tergantung kita melihat dimana dan melihat dari media apa?

       Tapi sebagai rakyat Indonesia hanya berdoa, semoga Media itu memberitakan dengan benar dan sesuai kebutuhan rakyat. Dan semoga Presiden kita juga bakal lebih baik. Semoga kabar media yang menyatakan bahwa Jokowi adalah Boneka, kembali menjadi manusia biasa. Sehingga menjalankan kepemimpinannya.

Ah... Entahlah.... 

M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66, 
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter:  @malbilaluddin1 
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04, 
ID Youtobe :  M. AlbilaluddinID 

No comments:

Post a Comment