Bersama Ust Rohim, Ust Nizer dan Lalu Alvin pemain badminton terkenal dulu di kampus |
Bismillah, alhamdulillah...
Orang-orang hebat, para cendekiawan, ulama dan para tokoh, ketika diteliti srbagian besar meluangkan waktunya untuk menulis. Imam Syafii punya karya tulisan kitab al-umm, Imam Malik punya karya kitab al-muwatha' Imam Ahmad punya karya Musnad Ahmad bahkan ulama Nusantara pun punya karya tulis yang hebat dan masih dirasa manfaatnya hingga kini, Syaikh Nawawi Albantani punya karya tulis kitab Muraqil ubudiyah dan karya lainnya, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan juga menulis kitab tentang nikah, bahkan pendiri NU menulis kitab (buku) risalah ahli sunnah waljamaah.
Ternyata orang-orang hebat punya karya yang hingga kini masij dibaca oleh generasi setelahnya.
Tulis-menulis adalah warisan peradaban. Bahkan saking pentingnya menulis Rasulullah saw melakukan perjanjian pada salah satu tawanannya untuk mengajarkan menulis pada para sahabatnya.
Di era millenial ini, seorang santri (penerus perjuangan ulama) meneruskan perjuangan Kanjeng Nabi Muhammad harus bisa menulis. Bahkan dengan menulis terdapat nilai pahala dan dakwah mengenalkan ajaran Islam yang penuh dengan kasih sayang pada alam semesta. Bukankah Rasulullah pernah besabda: barangsiapa yang menunjukkan kebaikan dia dapat pahala seperti pahala yang mengerjakan kebaikan tersebut. Apalagi di jaman sekarang, di mana banyak kita jumpai tulisan-tulisan yang mengatasnamakan ilmu, yang sebenarnya menjerumuskan, menyesatkan pembaca. Banyak tulisan-tulisan yang dengan sombongnya menyalahkan amalan-amalan yang dilakukan oleh para ulama terdahulu karena berbeda dengan keyakinannya kemudian disalahkan bahkan dikafirkan. Kalau hal demikian dibiarkan, maka semakin banyak pembaca yang tak mengerti ilmunya akan terbawa oleh virus paham yang menyesatkan.
Ditambah lagi serangan ideologi yang tak kunjung reda membombastis manusia. Serangan paham yang menyesatkan selalu berkumandang, paham syiah, paham wahabi, paham liberal, dan paham sekte-sekte lainnya yang tak pernah berdiam diri menyerang paham ahlussunnah waljamaah. Oleh sebab itu, menulis di jaman sekarang dimana fitnah, kebencian, hoax selalu bergentayangan, menjadi sebuah keharusan yang harus diperhatikan oleh para cendekiawan muslim (santri).
Menulis untuk membentengi internal penganut paham yang bener ahlussunnah waljamaah dari paham paham yang menyesatkan serta mengconter paham-paham yang menyesatkan agar tak terjerumus mengikutinya.
Menulis tidak hanya membacakan pada orang lain, tapi juga sejatinya pada diri sendiri. Bahkan seandainya dengan tulisan itu dapat menyadarkan orang lain menjadi semakin dekat pada Allah, mengenal Rasulullah, mengenal para sahabat dan keluarganya, serta mengenal keagungan dan keramahan ajaran Islam, penulisnya akan mendapatkan reward (pahala) dari Allah swt. Kalau demikian, masihkah enggan kita untuk menulis?.
Wasallam.
Depok, Senin: 16/07/2018.
BACA JUGA
Masjid Sabilal Muhtadin Siring, 0 Kilometer : KLIK HERE
M. Albilaluddin al-Banjari, SH
CEO BilalGrup, Motivator, Entrepreneur
Hp, Wa, Sms : 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: D74953C2,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment