Sayang,
tulang rusukku yang masih gak paham entah dimana? Begitu banyak yang ku
harapkan darimu sakarang. Yang ku harapkan darimu sebelum kamu menjadi madrasatul
ula bagi anak-anakku.
Sayang, sejak aku mengerti tentang istri
sholehah dan pentingnya peran seorang ibu “setiap shalat aku selalu berdoa “Ya
Allah pantaskanlah hambamu ini untuk menikah dengan perempuan yang shalehah,
Alimah, Ghaniyah, Faqirah Ilallah, Hafidzah, Wabnatus Syaikh”. Itu yang selalu
ku panjatkan setiap shalat.
Sayang tentu kamu tahu, kenapa doa itu dipanjatkan
dengan “pantaskan” karena pada dasarnya tuhan telah bernjanji “Laki-laki
yang baik untuk perempuan yang baik, perempuan yang baik untuk laki-laki yang
baik, Perempuan yang buruk untuk laki-laki yang buruk, dan laki-laki yang buruk
untuk perempuan yang buruk”.
Ya itulah janji Tuhan.
Sayang tentu aku juga sadar tak ada yang
sempurna, pasti sulit untuk memenuhi kreteria tersebut. Kadang kala aku curhat
sama guru-guru dan sama kiai-kiai beliau selalu bilang “Toh walaupun bukan
tidak mungkin, tapi jika Bilal disuruh memilih lebih memilih yang mana? “Sholehah Yai” itulah jawaban yang selalu ku jawabkan.
Kenapa shalehah? Karena dengan shalehah itu
bererti ia telah memenuhi keseluruhan kreteria itu.
Sayang aku bermimpi kelak anak-anak kita
adalah anak-anak penerus imam Syafi’i
yang pada umur 9 tahun telah hafal qur’an dan itu mungkin terjadi jika dirimu
telah hafal qur;an karena dirimulah madrasah pertama baginya.
Sayang, aku berharap kelak kau mengerti
seperti apa Bilal, Al, Udin, atau Bie, seperti apa dan bagaimana Bilal? Jujur
aku katakan Bilal adalah anak yang nakal sehingga karena kenakalannya itu ia
bisa melanglang buana, karena kenakalannya pulalah ia bisa mendapat tugas
belajar dari tempat ia menimba ilmu agama.
Ya itulah Bilal.
Sayang, kelak aku ingin engkau menjadi
pencerah dikala aku lagi redup, menjadi motivator dikala aku lelah, menjadi
tempat curhat dikala aku galau, menjadi sahabat dikala kita bersantai, menjadi
guru kala aku sedang bodoh.
Sayang aku ingin kelak kau sediakan pundak
untuk aku bersandar kala aku sedang rapuh. Kau sediakan air hangat kala aku
menggigil, kau dekap aku dengan mesra kala kita bercengkrama. Aku tak ingin
menjadi raja bagimu, aku ingin menjadi sahabat bagimu dalam membesarkan
anak-anak kita.
Calon ibu dari anak-anakku, aku ingin kelak
kau mampu menjadi segalanya untukku, mampu segalanya, dan bisa segalanya. Aku ingin
kelak, kala aku bertemu denganmu, senyummu senyum manis dan canda tawamulah
yang ingin aku dengar dan aku lihat.
Wahai calon ibu anak-anakku, tentu kala
pertama kehidupan keluarga kita, kita masih belum mapan dan belum sepurna. Oleh
karenanya doakan aku dalam setiap duha dan tahajjudmu untuk selalu sempurna
dalam mencari maisyah, selalu menjaga halal haram dari apa yang akan
kita makan bersama.
Calon nenek untuk cucu-cucuku, kelak aku
ingin kau memercikkan air ke wajahku untuk kau ajak shalat taahajjud bareng. Aku
ingin kau manja aku seperti seorang ibu yang memanja anaknya, merayu aku
seperti seorang gadis kecil yang sedang merajuk.
Wahai ibu untuk anak-anakku, aku
merindukanmu. Doakan aku dalam tahajjudmu, doakan aku dalam setiap ngajimu,
terus meminta karunia anak yang shaleh dan shalehah yang bisa membanggakan
islam dan bisa membuat Rasulullah tersenyum.
Terus memohon agar putra putri kita laksana
Sultan Al-Fatih, laksana imam-imam dan pembesar-pembesar islam dimasa lampau.
Calon ibu untuk anak-anakku, banyak yang
masih menjadi harapan dalam kalbuku padamu dan yang pasti jaga dirimu
baik-baik.
Aku ingin menjadi orang pertama yang
menciummu, aku ingi menjadi orang pertama yang mengecup bibirmu, aku ingin
menjadi orang pertama yang tidur bersamamu, aku ingin menjadi orang pertama
yang ada dalam hatimu.
Sayang, aku merindukanmu.
Teruslah berdoa dan memohon karena Allah maha
segala-galanya. Tidak ada yang tidak mungkin dalam genggamannya. “Memberi
dan mencabut kerajaan dari orang yang dikehendakinya”.
Sayang, aku ingin menjadi yang pertama.
Pojok
Azzikra 02-06-2014
M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
untuk siapa ini? hayooo ngaku dong.
ReplyDeleteSiapa aja boleh kwkwkwk
ReplyDelete