Sore tadi, tepatnya Senin
16 Juni 2014, ngumpul dengan semua BPH dan semua Mentri Kabinet Bersatu BEM
STEITAZKIA2014-2015. Toh walaupun gak datang semua dari mentrinya, namun
beberapa sudah datang seperti Mentri Luar Negeri : Rifky Yusuf S, Mentri
Dalam Negeri, Santoso, Mentri Sosial, Muhe Nur Cahyo, namun
beliau gak hadir, Menlitbang, Caca Amisepty namun keluar lebih dulu
karena lebih dahulu datangnya dan Bilal datangnya telat, Mentri Budaya, Islah
Amalia, dan Kementrian Informasi, Fuad Muhlasin.
Yaps segitulah mungkin
yang datang, dan pada sore itu banyak banget masukan dan kritikan yang
membangun untuk tubuh Bilal khususnya dan tentu harapannya tentu untuk BEM. Yaps,
masukan harapan dan kritikan yang masuk tentu semua dengan tujuan yang baik dan
sangat berharap akan menjadikan ini pecutan untuk memompa skala internasional.
Ya, tentu yang menjadi kritikan
adalah PEMIMPIN, tentu semua orang menginginkan pemimpin yang ideal dalam
pandangan mereka, seperti Prabowo dan Jokowi, pendukung mereka berdua pasti
akan memandang pemimpinnya yang terbaik. Terlepas dari banyak latar belakang
dan sisi pandang yang tentu tidak ada yang tahu dari apa yang diungkapkannya
tersebut terkecuali dirinya.
Oke kembali ke judul:
Tipe Pemimpin Dalam Pandangan Bilal
1. Pemimpin yang jaim
Dalam pandangan Bilal ada
pemimpin yang jaga image, sehingga ia ingin selalu nampak baik dimata bawahan
dan orang-orang yang dipimpinnya, dia bertindak dan bertingkah seolah tau
segalanya, bisa segalanya dan hebat dalam banyak hal. Pemimpin semacam ini
dalam mata bawahan yang haus akan kesempurnaan pemimpin, ia akan sangat
menyegarkan, namun entah ia sampai pada hasil dan bisa memberikan nilai
tertentu.
Pemimpin
semacam ini, akan sangat mengenaskan dalam pandangan bawahan yang ingin
mengerti dan haus akan hasil. Bawahan mereka akan merasa aneh, dan kadang
menyadari jika pemimpinnya adalah orang yang jaim. Tentu sangat disayangkan.
2. Pemimpin yang masa bodo
Tentu tidak ada pemimpin
yang benar-benar masa bodo dengan apa yang dipimpinnya, tentu orang itu tidak
akan menjadi pemimpin seandainya ia tidak punya kepedulian pada apa yang
dipimpinnya. Pemimpin semacam ini lumrahnya lebih memilih pada hasil, dan
kadang tidak peduli dengan proses, hal ini yang kadang menjadi hal yang salah
dari pemimpin semacam ini.
Ia lebih suka pada
hasilnya, dan tidak begitu peduli dengan pandangan orang akan dia sendiri,
pemimpin ini memang banyak tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya apalagi
bagi orang-orang yang haus akan pemimpin yang sempurna. Pemimpin semacam ini
banyak tidak disukai oleh orang-orang yang hanya berkeinginan untuk nampak
keren dan bangga dengan organisasinya tapi tidak dapat memberikan kontribusi
yang pasti dan nyata.
3. Pempin yang apa adanya
Pemimpin semacam ini,
terlalu apa adanya dan tidak peduli dengan semua, dan kadang pemimpin semacam
ini berjalan dengan sendirinya, tidak ada fungsi kepemimpinan dalam dirinya,
tidak ada rasa tanggung jawab, tidak ada rasa memiliki dalam dirinya, hal
inilah yang amat sangat disayangkan dalam kepemimpinan semacam ini, jadi ia
menjalankan segala sesuatunya terserah dan tergantung pada stafnya.
Lalu pemimpin seperti apa
yang bagus dan ideal, tentu semua orang punya keinginan dan pandangan
masing-masing, cuman Bilalpernah baca di majalah SWA pemimpin itu ada dalam
lima jari kita.
5 hal istimewa pemimpin
jempolan
1. Jari
kelingking : Memikirkan Hasil Bukan Citra
2. Jari
Manis : Penuh Gagasan
3. Jari
Tengah : Menekankan Kecepatan
4. Jari
Telunjuk : Menerapkan Manajemen By
Walking Around
5. Jari
Jempol : Menempatkan Nilai-nilai
(Values) diatas segalanya.
Itu rangkuman Bilal,
mengenai kepemimpinan.
Lalu Bilal
tipe pemimpin yang seperti apa? Tentu Bilal tidak mengetahui secara pasti dan
tidak mengerti secara jelas, tapi yang Bilal tahu, Bilal adalah pemimpin yang
banyak maunya, pemimpin yang selalu punya ide, selalu punya hal baru, dan
pemimpin yang tidak begitu memikirkan citra, namun bertujuan pada hasil. Mungkin
itu Bilal.
Jika berbicara “kurang ajar” tentu Bilal itu kurang ajar,
karena Bilal itu hanya bisa mengidekan dan bisa memberikan jalan, tapi kadang
masa bodo dengan jalan dan cara untuk sampai ketujuan itu seperti apa.
Semisal,
contoh : Ingin skala internasional, caranya gimana? Steapnya seperti apa? Dimulai
darimana? Apa aja yang harus dilakukan? Kadang dia gak mau tahu, kenapa Bilal
seperti itu, karena dalam pandangan Bilal “setiap orang itu memiliki naluri
untuk sampai pada apa yang ditentukannya itu”. Sama halnya dengan “Kamu harus
ke Bogor kota”. Itu letak perintahnya, tentu tanpa harus diberitahu secara
detail bagaimana untuk sampai pada Bogor kota itu, tentu mereka akan tahu
bagaimana untuk sampai kesana.
Kadang Bilal
berfikir, tentu sangat manjanya kita, jika kita sudah dikasih tahu intinya
namun mengenai rinciannya masih bertanya kepada kita, tentu sangat memalukan
jika seperti itu, itu dalam pandangan Bilal. Tapi ya, kembali pada tipe
kepemimpinan, tentu semua orang punya cara sendiri-sendiri untuk menjalankan
kepemimpinannya.
Oleh karenanya,
Jika pemimpin kalian itu baik, dukung dan terus bantu untuk sampai paa tujuan,
dan jika pemimpin anda salah, kritik dan kasih masukan dia, sehingga dia sadar
dan mengerti tentang apa yang menjadi kesalahannya.
Termasuk
kelemahan Bilal adalah “tidak suka menjelaskan detail-detail dan rinci, apalagi
seperti apa tehnisnya” tapi ya mungkin itu tidak cocok diterapkan dalam
kepemimpinan suka rela. Heheh
Pojok
Azzikra
No comments:
Post a Comment