Pages

Rangkuman dari BUKU JUST DUIT Part II

Wednesday, May 6, 2015
Contoh afirmasi untuk berbagai aplikasi antara lain:
=> Saya sekarang kaya, karena saya layak untuk kaya.
=> Segala hal yang saya lakukan menghasilkan uang banyak.
=> Saya adalah money magnit.
Saya adalah financial genius.
Setiap hari saya bertambah kaya dan makmur.
Saya sukses, kaya, dan berbahagia.
Saya sehat dan kuat.

Saya cerdas dan hebat.
Saya tampan/cantik dan menarik.
Saya sexy dan sehat.
Saya langsing dan sehat.
Saya tampil memukau dan percaya diri.
Semua orang percaya dan mencintai saya.
Saya adalah pribadi kharismatik yang dipercayai semua orang.
Semua hal adalah mungkin bagi saya.
Dan lain sebagainya
Menurut saya, nasib itu adalah perpaduan dan sinergi antarfaktor-
faktor seperti: harapan, kemauan, kepercayaan, perjuangan,
dan kesempatan. Salah satu dan/atau kombinasi ada atau tidak adanya
faktor-faktor di atas akan mempengaruhi—bahkan menentukan
—kualitas dan nilai kehidupan seseorang.
Saya belum bisa memastikan, apakah faktor ada, atau tidak adanya
harapan, atau kemauan, atau kepercayaan, atau perjuangan, atau
kesempatan, atau kombinasi di antaranya, itu berasal dari individu
manusia itu sendiri, lingkungannya, atau terbentuk secara kebetulan,
atau dari Tuhan?
Saya mengamati dan menyelidiki bahwa faktor dominan (kebanyakan,
dan bukan total semuanya) yang menjadikan seseorang
sukses dalam hidup memang berawal dari adanya harapan, atau tujuan
hidup (cita-cita) yang relatif besar (apakah menjadi lebih kaya,
lebih pandai, lebih terhormat, lebih berbahagia, dan Iain-lain)
dibandingkan dengan kualitas dan nilai kehidupan sebelumnya. Dari
adanya harapan itu, timbul kemauan untuk mewujudkannya. Jika
individu tersebut percaya bahwa ia mampu nieraih cita-citanya itu, ia
akan berjuang—baik mengumpulkan informasi berupa pengetahuan
ataupun sumber dana atau sumber daya lainnya—agar harapannya
terwujud.
Ada sekian banyak pengalaman dan sejarah kehidupan manusia
membuktikan bahwa ungkapan, "Apa yang ditabur akan dituai," sesungguhnya
secara empiris-praktis tidak benar, atau tidak selalu
benar. Petani tentu setuju dengan pernyataan saya ini, karena bisa saja
petani telah menabur benih secara benar dan mengurusnya secara
benar dengan jerih payah, namun kemudian ia tidak mendapatkan
hasil panen seperti yang seharusnya, entah karena tanamannya mati
diserang kemarau panjang atau banjir bandang, atau bencana alam lainnya, atau diserang hama, atau bahkan dijarah oleh sekelompok
bandit menjelang panen! Alhasil, petani tersebut menabur, berjerih
payah, tapi tidak menuai hasil—suatu contoh kasus yang realistis
bukan?

Kalau saya boleh melenceng sedikit dari konteks, hukum 'taburtuai'
itu tidaklah selalu benar. Misalnya adalah tindakan kriminal
yang dilakukan oleh beberapa tipe manusia seperti misalnya koruptor,
pembunuh, pemerkosa, perampok, pencuri, penipu, penganiaya,
penjarah, provokator, dan sebagainya, yang tidak dapat dijangkau
hukum karena tidak tertangkap, ataupun sempat diadili namun bisa
bebas, atau terhukum ringan, karena menggunakan kuasa uangnya,
atau politik, atau kekuatan lain. Bahkan dalam banyak contoh, koruptor
dan mafia bisa hidup nyaman, aman, dan makmur serta terhormat,
sekalipun mereka telah menabur kejahatan (yang terselubung
atau tidak terjangkau hukum).
Sebaliknya, orang-orang yang saleh, yang berbudi pekerti, yang
selalu berupaya menabur kebaikan dalam hidup, malahan hidup
miskin, susah, bahkan sering menjadi korban fitnah atau penipuan
dan 'kambing hitam' oleh 'orang kuat' yang jahat. Ironis bukan?
Jadi, kalau "menabur belum tentu menuai", apakah lantas lebih
baik menjarah saja—"tidak menabur, tapi menuai"? Dengan mengatakan
bahwa walau menabur, tapi belum tentu menuai, saya
hanya ingin mengatakan bahwa dalam proses antara menabur dan
menuai, ada sekian banyak faktor lain yang berperan, ada yang langsung
di bawah kontrol kita, ada yang tidak berada di bawah kontrol
kita secara perorangan.

Logika sebaliknyalah yang perlu anda perhatikan: tanpa menabur
(sendiri atau dengan menyuruh orang), tak mungkin anda menuai
sesuatu yang secara wajar menjadi hak anda. Secara logis lalu menjadi
jelas sekali, kalau mengharapkan sesuatu, mulailah berjuang untuk
sesuatu itu. Memang dalam perjuangan itu ada beberapa faktor
yang mungkin tidak kita kuasai yang bisa menggagalkan upaya kita;
tetapi jelas sekali bahwa tanpa perjuangan, kita tidak bisa mendapatkan
sesuatu yang kita harapkan itu secara wajar, manusiawi, dan
terhormat.

Karena dalam perjuangan itu ada faktor lain yang menentukan
keberhasilan atau kegagalannya, maka ada pepatah yang berbunyi,
"Man purposes God disposes, atau manusia berusaha Tuhan menentukan".
Memang begitulah kenyataannya, bagaimanapun manusia
berusaha dan berjuang, bisa saja jerih payahnya tidak membuahkan
hasil seperti yang diharapkan.

Ketidakkonsistenan itulah yang menjadi bahan renungan panjang
saya, apakah benar bahwa hukum hidup (seperti misalnya hukum tabur-
tuai, sebab-akibat) itu tidak konsisten, artinya tidak ada formula
sukses logisnya, sehingga kita tidak bisa memastikan bahwa setelah
"a...b...e...d..adalah e..." atau setelah "do...re...mi...fa... adalah sol..."?
Jika jawabannya adalah "Hukum hidup itu konsisten", maka apa
jawaban terhadap contoh kasus yang realistis seperti yang saya ungkapkan
di atas tentang petani, misalnya?
Jika jawabannya adalah "Hukum hidup memang tidak konsisten,
minimal unpredictable", maka atas jawaban itu harus segera dipertanyakan,
"Mengapa demikian? Apa alasannya? Apakah karena hidup
tidak ada hukumnya? Apakah karena keterbatasan pengetahuan dan
kekuasaan kita, atau karena intervensi 'Faktor X'?              

Nah, berkenaan dengan faktor kesempatan, saya pun belum bisa
mengambil kesimpulan, apakah kesempatan itu netral—artinya, tidak
berpihak kepada siapa dan apa pun serta tidak berpribadi—atau
apakah yang namanya kesempatan itu adalah predeterministik, ar-
56
tinya berkaitan dengan "Faktor X" atau "Faktor Tuhan" yang bersifat
fatalis, yakni adanya skenario takdir yang menentukan sejarah kehidupan
dari A sampai Z tanpa bisa diganggu-gugat oleh individu
manusia. Mudahnya: Jika 'takdir' seseorang itu harus gagal atau
bangkrut dalam usahanya, apa pun juga yang dilakukannya, maka
hasil akhirnya adalah kebangkrutan. Perjuangan yang bagaimanapun
hebatnya tidak akan mampu membuka atau menciptakan kesempatan,
sehingga berakhir hidupnya di kesempitan!?
Sebaliknya, sekalipun seseorang tidak berjuang—bahkan mungkin
ada yang tidak berpengharapan atau bercita-cita apa pun—jika 'nasib'
menentukan dirinya menjadi kaya dan atau terhormat, maka
entah bagaimana, segala macam kesempatan yang luar biasa dan
tidak pernah sekalipun terlintas di dalam benaknya atau di sejarah
keluarganya, bisa saja datang dan melimpahi hidupnya—apakah
tiba-tiba mendapat harta karun di halaman belakang rumahnya, memenangkan
undian berhadiah, mendapat warisan dari sanak yang
jauh, atau menikahi (dinikahi) orang kaya terpandang, atau diangkat
anak atau mantu oleh pejabat tertentu, dan lain sebagainya.

Nah, sebagaimana faktor kesempatan masih menjadi tanda tanya
besar dalam pikiran saya, demikian juga faktor timbulnya pengharapan
(atau cita-cita atau keinginan)—apakah hal itu datang dari dalam
diri individu dengan sendirinya, ataukah individu itu digiring oleh
"Faktor X" sehingga mengetahui dan berinisiatif mempunyai pengharapan
hidup tertentu, misalnya melalui pembacaan buku, mendengar
pesan itu dari orang lain atau dari media massa, dan sebagainya?
Adapun mengenai "Faktor Kesempatan", saya cenderung mengatakannya
sebagai sesuatu yang lebih dominan dipengaruhi oleh faktor
eksternal, yakni yang melibatkan pihak lain, baik itu berupa manusia
lain, hukum manusia, hukum alam, sumber daya, dan sebagainya,
yang celakanya tidak banyak yang bisa kita kuasai atau kendalikan
dengan kekuatan individu manusia sendiri.

Kesimpulan sementara saya ialah, bahwa kita manusia bisa mengatur
kehidupan kita secara relatif independen sampai pada faktorfaktor
harapan, kemauan, kepercayaan, perjuangan, karena kebanyakan
hanya terkait dengan faktor internal individu, atau dalam hal ini
hanya melibatkan faktor "pengetahuan dan kemauan". Kalau individu
bisa dan mau, biasanya ia bisa melakukannya; atau yang bisa kita namakan
sebagai "kategori satu"
Namun untuk faktor kesempatan, yang bisa kita namakan sebagai
"kategori dua", kita tidak banyak bisa berperan apalagi memastikan
hasilnya, karena terkait dengan faktor eksternal yaitu banyak pihak
lain yang tidak kita ketahui siapa, apa, di mana, bilamana, bagaimana,
bahkan mengapanya.

Karena itu, apa saja yang diajarkan oleh para pakar (filsuf, ilmuwan,
positive thinker, public motivator, hipnotisme atau spiritualisme,
atau teknik apa saja) untuk 'mengubah nasib' seseorang, itu
semua hanya bisa mengubah keadaan pada "kategori satu". Misalnya:
Bagaimana berhenti kebiasaan merokok, atau menurunkan berat badan,
atau teknik meningkatkan kepercayaan dan citra diri, meningkatkan
IQ atau EQ, dan sejenisnya.

Nah, untuk "kategori dua" yakni tema yang berkaitan dengan
"Sukses dan Kaya" misalnya, semua itu tidak ada formula suksesnya.
Yang ada hanyalah pedoman, asumsi, rencana, strategi, program,
dengan persyaratan tertentu. Misalnya: Jika semua faktor terpenulii,
maka kemungkinan besar teori ini akan berhasil.

Jangan mudah diperdaya oleh teori atau guru mana pun yang mengajarkan
bahwa "hanya dengan kemauan atau kekuatan pikiran
atau kepercayaan yang kuat akan kesuksesan dan kekayaan, maka anda
akan sukses dan kaya!" Itu omong kosong. Mau membohongi siapa?
Yang benar adalah "dengan kemauan atau kekuatan pikiran atau
kepercayaan yang kuat akan kesuksesan dan kekayaan" anda akan lebih
mudah dan lebih cepat mencapai kesuksesan itu dibandingkan
jika anda tidak/kurang percaya, namun tidak pasti atau tidak mutlak
begitu.
Kalau hanya dengan kekuatan spiritual seseorang bisa mendapatkan
apa saja yang diinginkannya, maka formula yang sama tentunya bisa
diterapkan oleh beberapa orang untuk mendapatkan hasil yang juga
sama. Jika semua orang bisa mendapatkan apa saja yang diinginkannya
dengan metode itu, apakah anda masih percaya bahwa 'wajah' dunia
dan kehidupan ini masih sedemikian jeleknya?

No way! Sampai buku ini saya tulis, belum ada satu formula sukses
yang bisa menjamin seseorang pasti sukses menciptakan atau
mengubah "Faktor Kesempatan" atau "kategori dua". Sampai saat
ini, yang bisa kita lakukan adalah mencoba, berusaha, atau mempengaruhi, agar "Faktor Kesempatan" berpihak kepada kita, atau minimal
tidak melawan kita, namun basil akhirnya tetap: "Walahualam".

Apakah dengan demikian kita harus give-up dan tidak perlu mempunyai
pengharapan akan hidup yang sukses dan berbahagia?
Apakah kita tidak lagi perlu berjuang untuk mewujudkan kehidupan
yang lebih baik, hanya karena kita tidak bisa memastikan hasilnya?
Terserah kepribadian anda. Jika anda pemalas, atau pesimis,
mungkin anda memilih tidur saja dan menunggu nasib baik. Namun
menurut saya, kita tetap perlu bertujuan hidup yang besar dan mulia,
tetap perlu berkemauan dan berkepercayaan yang kuat bahwa hal
itu bisa terwujud, serta harus terus berjuang mengupayakan realisasinya
tanpa mengenal kata menyerah

Biarlah "Faktor Kesempatan" melakukan hukumnya sendiri, karena
sesungguhnya meskipun hukum tabur-tuai tidak sepenuhnya
benar, namun secara logis-empiris, jika kita tidak menabur jelas sekali
bahwa kita tidak akan bisa menuai secara wajar. Memang, tanpa
menabur, ada kemungkinan anda bisa menuai, tapi tidak secara
wajar—misalnya karena anda mendapat hibah atau menjarah milik
orang lain. Sebaliknya, jika kita menabur, berapapun persentasenya,
kita mempunyai harapan bahwa suatu hari—cepat atau lambat, dan
enah untuk taburan yang keberapa kali—kita akan menuai. Apalagi
menurut the law of average atau Probability Theory, semakin banyak
dan semakin sering kita menabur, maka akan semakin banyak kemungkinan
kita untuk menuai hasil taburan kita. Tentunya dengan
catatan bahwa kita telah menggunakan cara atau proses yang benarsebab jika kita menabur benih di atas permukaan kaca misalnya, ya
sampai kiamat pun tidak akan ada benih yang tumbuh, apalagi tertuai!

Hal lain yang perlu saya tambahkan adalah bahwa "nasib baik"
atau "nasib buruk" itu bisa dipengaruhi oleh intensitas pengetahuan
dan wawasan anda beserta unsur kehati-hatian (prudence), dan bukan
oleh takhayul.
Sebagai contoh, dalam bisnis anda akan lebih bisa menghindari
"nasib buruk" yaitu kebangkrutan usaha dan memperlancar datangnya
"nasib baik" berupa kesuksesan usaha, jika anda mempunyai keterampilan dan wawasan luas dalam membuat business plan sebelum
memperkenalkan suatu produk atau unit usaha, dibandingkan jika
anda memulai suatu usaha hanya berdasarkan naluri dan perkiraan
saja. Dengan adanya perencanaan dan kehati-hatian, anda pun akan
lebih mudah mendapat pendanaan dari bank atau investor, karena
anda dinilai lebih profesional dan lebih prospektif, dibandingkan
orang yang kurang pengetahuan dan kurang hati-hati.

If you don't know where you are going,
you can't get lost,
but you won't arrive either.

Jika mulus tanpa rintangan, sebagian orang menjalani hidup secara
otomatis dan monoton: Mereka lahir, menjadi balita, mulai bersekolah,
menjadi remaja, memasuki masa pubertas dengan cinta
monyetnya, lulus sekolah, sebagian melanjutkan kuliah dan sebagian
mulai bekerja, mulai serius berpacaran, menikah, menjalani kehidupan
bekerja atau berbisnis, menjadi orangtua, mengurus dan mendidik
anak, membesarkan anak, menikahkan anak, menjadi kakek-nenek,
menjadi tua, dan kemudian mati, tamat.

Orang yang sukses sejak semula telah mempunyai tujuan hidup
dan program aksi yang terfokus. Mereka mempunyai sense of
direction yang spesifik, yang berasal dari hasratnya sendiri dan bukan ditentukan oleh orang lain. Mereka tahu pasti apa yang diinginkannya
dalam kehidupan profesi maupun pribadi, dan mereka dapat menjelaskan
rencana maupun tujuan mereka secara detail, beserta time
frame dan program pencapaiannya Pejamkanlah mata anda dan coba bayangkan apa yang akan terjadi
dalam kehidupan anda lima tahun dari sekarang. Bayangkan diri
anda sedetail mungkin seperti sedang berada di layar film: Seperti
apakah lingkungan tempat anda berada, orang-orang di sekitar anda,
pakaian yang anda kenakan, mobil anda, rumah, anda, keluarga anda,
status sosial anda, dan sebagainya. Jangan sensor diri anda dari
apa pun gambar yang melintas dalam benak anda; proyeksikan saja
apa adanya. Anda sekarang sedang berada dalam perjalanan untuk
menjadi pribadi yang sukses dan makmur.
Beberapa pertanyaan perlu dijawab sebelum menetapkan tujuan,
untuk memudahkan anda mendapatkan pengertian yang jernih tentang
diri anda sendiri:

D Apakah hal yang paling ingin anda lakukan di dunia ini ketika
anda kecil dulu?
D Situasi apakah yang memberikan anda perasaan paling sakit ketika
kecil dulu?
D Apakah hal yang paling menggairahkan yang telah anda kerjakan
dalam hidup?
D Apakah hal yang anda pertimbangkan sebagai prestasi terbaik
yang anda hasilkan selama ini?
D Peristiwa apakah yang telah terjadi dan paling membahagiakan
dalam hidup anda?
D Pernahkah terjadi ketika anda mengerjakan sesuatu yang dikatakan
oleh setiap orang bahwa anda tidak bisa mengerjakannya? Apakah
hal itu?
D Bagaimanakah perasaan anda setelah anda berhasil menyelesaikannya?
D Dalam hal apakah dalam hidup anda merasa sangat committed?
Apakah yang membuat anda sangat tekun dan ulet menghadapi
segala macam hambatan?
Kekuatan apakah yang dikatakan orang lain ada pada anda?
D Menurut anda, hal apakah yang menjadi kekuatan anda?
D Hal apakah yang paling anda nikmati untuk dilakukan?
D Jika anda mempunyai waktu dan sumber daya yang tidak terbatas,
apakah anda akan melakukan hal di atas?
D Siapakah tiga orang yang paling memberikan dampak positif dalam
kehidupan anda?
D Kualitas karakter apakah yang ada pada mereka yang anda kagumi?
D Apakah karena karakter mereka itu yang memberi dampak besar
kepada anda?
Mengapa mereka bisa mengembangkan pengaruhnya kepada anda?
D Aktivitas apakah yang paling anda hargai dalam kehidupan pribadi
anda?
D Bakat tersembunyi apakah yang anda miliki yang tidak diketahui
oleh orang lain?
D Apakah ada sesuatu yang untuknya anda berani mengorbankan
apa pun juga untuk mendapatkannya?
D Apakah hal itu dan mengapa demikian?
D Hal apakah yang bisa anda lakukan dengan sangat baik dan
dihargai oleh orang lain?
D Apakah anda puas dengan aktivitas yang anda lakukan dalam
physical area?.
D Prinsip apakah yang harus anda kembangkan agar mendapatkan
hasil memuaskan dalam area fisik di atas?
D Apakah anda puas dengan aktivitas yang anda lakukan dalam hal
kebutuhan dan kapasitas mental anda?
D Prinsip apakah yang harus anda kembangkan agar mendapat hasil
memuaskan dalam hal area mental di atas?
D Apakah anda puas dengan aktivitas yang anda lakukan dalam hal
kebutuhan dan kapasitas sosial anda?
D Prinsip apakah yang harus anda kembangkan agar mendapatkan
hasil memuaskan dalam area sosial di atas?
D Apakah anda puas dengan aktivitas yang anda lakukan dalam hal
kebutuhan dan kapasitas spiritual anda?
D Prinsip apakah yang harus anda kembangkan agar mendapatkan
hasil memuaskan dalam area spiritual di atas?
D Hasil apakah yang anda dapatkan dan menyenangkan anda barubaru
ini?
D Hasil apakah yang anda dapatkan dan tidak menyenangkan anda
baru-baru ini?
D Apakah filosofi dasar hidup anda?
D Apakah prinsip yang menggaris bawahi filosofi anda itu?
D Apakah yang sungguh anda ingin jadikan dan lakukan dalam
hidup ini?
D Apakah prinsip penting yang mendasari keberadaan dan tindakan
anda?

Percayalah pada impian dan tujuan anda
"The greatest discovery of my generation is that human beings, by
changing the inner attitudes of their minds, can change the outer aspects
of their lives," kata William James.
Orang yang sukses percaya pada validitas impian dan tujuan mereka,
sekalipun semua itu masih nampak samar bagi mereka. Secara
substantif, sukses itu adalah masalah internal. Sebagai individu, kita
tidak dilahirkan sama secara fisik dan atribut mental. Karena itu
banyak dari kita harus mengawali perjuangan dengan cara mengatasi
kendala yang terjadi akibat pembentukan dari lingkungan hidup kita.
Namun kita semua mempunyai hak yang sama untuk merasa bergairah
dan termotivasi dalam mempercayai bahwa kita patut mendapat
yang terbaik dalam kehidupan ini. Kita semua bisa mendapat
yang terbaik, tapi kita harus membuat internal commitment terlebih
dahulu untuk mempercayainya dan mencapainya.

Lakukan yang terbaik untuk membuatnya berhasil
Orang sukses akan membuat rencana mereka berhasil. Mereka akan
mengalokasikan cukup upaya, energi, waktu, dan apa pun juga
untuk mencapai tujuan mereka. Sekalipun banyak orang membatasi
66
waktu dalam bekerja, namun kandidat sukses tidak memberikan batas
apa pun untuk mencapai sukses, sehingga seringkali mereka mencapai
prestasi pada waktu kebanyakan orang sedang beristirahat. Di
atas segalanya, kandidat sukses adalah orang yang persisten: tekun
dan ulet.

Cara membuat kerja keras menjadi menyenangkan
Saya percaya bahwa kesenangan dalam mencapai hasil terjadi sesuai
dengan upaya yang diberikan, dan karena menyadari bahwa perjuangan
kita telah membuahkan hasil tertentu. Karena sukses bukanlah
hal yang konstan, saya percaya bahwa sekali sukses dicapai,
harus selalu diperbaharui. Sebab bukanlah dalam mengejar kesenangan
kita merasa puas, melainkan kita senang dalam melakukan pengejaran,
sehingga sukses menjadi never ending goals yang membuat kita termotivasi
dan bergairah secara terus-menerus untuk menjadi dan
mencapai yang terbaik dalam hidup, sampai ajal tiba.

Inilah beberapa cara untuk membuat kerja keras anda dalam mengejar
cita-cita anda menjadi lebih menyenangkan:
1. Pikirkan pekerjaan anda sebagai tantangan dan bukan hal rutin.
Jika anda telah bisa melakukan pekerjaan tertentu dengan baik,
cobalah menciptakan cara baru untuk menyelesaikan tugas itu secara
lebih cepat atau lebih baik
2. Lakukan pendekatan terhadap apa pun yang biasa anda kerjakan
seolah-olah sebagai hal yang baru pertama kali anda kerjakan.
Ketika menghadapi tugas rutin, tantanglah diri anda untuk menghadapinya
dari sudut pandang yang berbeda. Buatlah surat menyurat
atau presentasi atau meeting yang berbeda, apalagi jika anda
orang sales. Sekalipun anda sudah pernah mendengar manfaat
produk anda ratusan kali sehingga anda merasa bosan, namun
perlu diingat bahwa calon pembeli di hadapan anda baru pertama
kali mendengarnya. Gairahkan diri anda sendiri terlebih dahulu
seperti ketika pertama kali anda mendengar manfaat produk anda,
agar kegairahan itu menular kepada calon pembeli

3. Pecahkanlah rekor prestasi kerja anda sebelumnya, dengan cara
terus menantang diri anda sendiri untuk melakukan pekerjaan
dengan cara-cara yang lebih efektif dan lebih efisien agar mencapai
hasil yang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian, sekalipun
anda sedang mengerjakan tugas rutin, tugas itu tidak
akan membosankan. Walaupun nampaknya anda sedang bermain
dan berlomba dengan diri anda sendiri, namun pihak luar
(mungkin atasan atau kolega anda) melihat anda terus maju pesat
menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berguna, hari demi
hari. Bukan saja anda merasa senang dalam menjalani tugas seharihari,
bisa saja sebagai bonus anda akan menerima pujian dan
penghargaan secara moril maupun materil dari atasan anda karena
anda selalu memecahkan rekor prestasi anda sendiri

4. Jadwalkan dan alokasikan waktu setiap hari untuk relaksasi dan
olahraga, karena hal itu merupakan sumber kreativitas dan insprirasi.
Mental relaxation berguna untuk menenangkan diri anda
dan mencegah stres, sedangkan physical exercise berguna untuk
melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan stamina. Mendengarkan
musik serta motivational tape juga sangat bermanfaat
untuk kejernihan pikiran dan semangat hidup.

Pangkal kegagalan yang bercokol dalam diri kita adalah "penolakan
untuk menetapkan rencana dan upaya pencapaian tujuan
termasuk mengatasi segala rintangannya

"You're
finished when you stop trying!"

Seperti dikatakan President Calvin Coolidge, "Nothing in the
world can take the place of persistence. Talent will not; nothing is more
common than unsucessful men with talent. Education will not; the
world is full of educated derelects. Persistence and determination alone
are omnipotent." Tak ada yang bisa menggantikan arti pentingnya kegigihan
dan keuletan. Bakat pun tidak, sebab ada sekian banyak
orang yang gagal walaupun sebenarnya mereka berbakat. Pendidikan
juga tidak bisa menggantikannya, sebab lihat saja, banyak orang yang
berpendidikan tinggi yang tak bisa mencapai apa-apa kecuali ijasahnya
yang geripis dimakan jamur dan waktu. Kegigihan, keuletan dan
tekat yang membara untuk mengejar suatu tujuan itulah yang akan
mendobrak kelembaban anda, dan mendobrak rintangan yang ada di
luar diri anda, untuk mencapai sesuatu yang anda inginkan

"Nothing in the world can take the
place of persistence!", tak ada yang bisa menggantikan kegigihan
dan keuletan anda.

Jika anda tidak tabah dan ulet, anda tidak akan bisa mencapai
sukses dalam bidang apa pun. Namun jika anda persisten, tanpa merasa
terkendala oleh adanya kekurangan baik dalam bidang pendidikan,
bakat, latar belakang, pengaruh, uang atau reputasi, maka anda bisa
dan akan sukses! Determinasi yang sedemikian kuat akan bisa mengungguli
segala macam kekurangan. Persistensi adalah karakteristik
yang menarik sukses.

Tidak ada istilah setengah jalan, hangat, atau separuh hati bagi
persistensi. Ini adalah sikap keberanian, ketegasan, pantang menyerah.
Persistensi tidak pernah bimbang, melainkan langsung bertindak menuju
sasaran, dan terus berupaya sampai berhasil. Karena secara hurufiah,
kata persist bisa berarti "to refuse to give up"—menolak untuk
menyerah—serta juga berarti "continue firmly, steadily, insistenly",
terus dengan tekad bulat, terus merangsek maju.

Jadi setiap kali anda merasa gundah atau kecil hati karena belum
bisa melihat hal baik di hadapan anda, nyatakan afirmasi ini, "I refuse
to give up. I shall continue firmly, steadily, and persistently until my
good appears." Atau, "I am not discouraged: I am persistent, and I go
forward. Go! Go! Go!"
Juga sering katakan kepada diri anda sendiri, "/ am not on the way
out. I am on the way up! Yes, I'll make all my dreams come true, NOW!"
Ingatkan diri anda sendiri bahwa sukses bukanlah hanya milik
orang yang brilian atau berbakat, melainkan bagi orang yang persisten,
yakni orang yang tidak mengenal kata menyerah, yang terus berusaha
dengan cara yang lebih baik sekalipun mengalami bermacam
rintangan. Seperti kisah "Kelinci dan Kura-kura" adalah contoh yang
memenangkan persistensi melawan keunggulan alami. Seperti sang
kura-kura, anda tidak akan pernah menjadi orang gagal jika anda tidak
pernah menyerah!
Janganlah pernah merasa menyesal ataupun iri hati karena anda
tidak terlahir dalam keluarga kaya, atau tidak mendapat harta warisan,
atau tidak mendapat suami/istri kaya. Hanya ada hal yang
71
perlu anda miliki untuk sukses yakni tujuan yang jelas, persistensi
dan determinasi keras untuk mencapai tujuan tersebut.

Jangan repotkan pikiran anda dengan
kenangan pahit apalagi menjadikannya trauma, karena hal itu
hanya merupakan sikap dan sifat orang cengeng dan pecundang. Anda
kandidat sukses mestinya pantang meratapi masa lalu, karena hal
itu merupakan tindakan bodoh yang menghambat daya juang dan
pencapaian tujuan sukses anda.

Bagi orang yang positif dan persisten, kekalahan pun bermanfaat
untuk mengungkapkan dan mengubah kebiasaan buruk/salah, dan
membebaskan energi anda untuk memulai kembali dengan kebiasaan
dan cara yang lebih baik. Kekalahan mengubah arogansi dan perilaku
besar kepala menjadi kerendahan hati serta membangun hubungan
interrelasi yang lebih harmonis dengan orang lain. Kekalahan
menyebabkan anda harus menginventarisir semua aset dan kewajiban
anda, baik fisik maupun spiritual agar bisa bertindak optimis-realistis.
Kekalahan juga akan memperkuat will-power atau kekuatan kehendak
anda dengan memberi tantangan untuk melakukan upaya
yang lebih hebat daripada sebelumnya.

21 Faktor Penyebab
Kegfagfalan Hidup
Untuk memberi perspektif, di bawah ini saya sampaikan 21
faktor yang biasa menyebabkan kegagalan. Jika semua, atau
bahkan satu pun hal itu ada dalam kehidupan anda, lebih baik bila
anda sesegera mungkin melenyapkannya:
1. Hidup tanpa mengarah kepada tujuan tertentu yang terfokus dan
berharga sehingga tidak tabu hendak mencapai. apa dan bagaimana.
2. Pendidikan (formal maupun informal) yang minim sehingga
mengurangi kemampuan berpikir panjang dan sistematis.
3. Kurang disiplin diri sehingga mempunyai kebiasaan yang tidak
produktif.
4. Kurang ambisi untuk menjadi lebih baik dan lebih sukses sehingga
tidak mempunyai fighting spirit yang memadai untuk menjadi
pemenang.
5. Kesehatan yang buruk akibat pikiran negatif dan diet yang buruk.
6. Pengaruh masa kecil yang buruk sehingga menjadi karakter yang
juga buruk serta agak sukar diubah.
7. Kurang persistensi sehingga mudah menyerah dan berhenti berusaha
sekalipun belum mendapat apa-apa.
8. Negative mental attitude yang beraneka ragam seperti pemalas,
pencemooh, dan Iain-lain.
9. Tidak bisa mengontrol emosi sehingga terkesan labil, dan kurang
bisa dipercaya.
73
10. Hasrat mendapatkan sesuatu tanpa kesediaan untuk mengorbankan
sesuatu, sehingga terkesan malas, egois, merugikan orang lain
dan tidak enak diajak bergaul.
11. Tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tegas sekalipun
semua fakta yang perlu telah tersedia, sehingga banyak kesempatan
emas hilang dan bahkan mengubah peluang menjadi kendala.
12. Mempunyai satu atau lebih dari ketakutan dasar secara berlebihan
seperti: kemiskinan, kritikan, sakit/penyakit, kehilangan cinta,
menjadi tua, kehilangan kemerdekaan, kematian, sehingga prilakunya
terkesan tidak realistis, kekanak-kanakan dan aneh.
13. Salah memilih pasangan hidup, sehingga pasangan menjadi penghambat
yang mengecilkan hati dan/atau membuyarkan sasaran
hidup.
14. Terlalu berhati-hati sehingga terkesan bertele-tele, paranoid, dan
berjiwa kerdil.
15. Terlalu tidak berhati-hati atau ceroboh sehingga sering membuat
keputusan atau tindakan yang menimbulkan penyesalan di kemudian
hari karena keliru dan/atau bodoh.
16. Salah memilih bidang usaha atau pekerjaan sehingga tidak bisa
memanfaatkan bakat, pengalaman serta entusiasme secara optimal.
17. Tidak bisa mengelola waktu dan uang sehingga banyak kesempatan
emas tidak tergarap dan atau tidak terdanai.
18. Tidak setia dan suka berkhianat, yang mengakibatkan hilangnya
kepercayaan orang lain, serta kepercayaan diri sendiri.
19. Kekurangan visi dan imajinasi yang menyebabkan orang tidak bisa
membayangkan hendak menuju ke mana dan hendak mencapai
apa dalam hidup, sehingga tidak melakukan dan mencapai yang
terbaik.
20. Sifat egois dan banyak lagak yang menjadikan kepribadian yang
tidak menyenangkan orang lain serta merugikan diri sendiri, sehingga
menutup peluang untuk mendapat masukan dan bantuan
dari luar untuk perbaikan diri.
21. Tidak bersedia bekerja lebih keras dan/atau memberi lebih banyak
dari rata-rata, yang merupakan tabiat yang biasa ditunjukkan
74
oleh orang kerdil atau kaum marginal—yakni orang kebanyakan
yang biasa hidup ala kadarnya, karena tidak mau memberi lebih
banyak agar bisa mendapat lebih banyak.

Ada sekurang-kurangnya dua hal yang sangat mujarab untuk
membuat orang lain melakukan apa saja yang anda inginkan, atau
dengan kata lain, agar orang lain memenuhi keinginan anda. Kedua
hal itu adalah rewards & punishment, ganjaran & hukuman. Ya,

penghargaan dan hukuman.
M. Albilaluddin al-Banjari
Presiden Mahasiswa STEI Tazkia 2014-2015
Hp: 0858-558-321-66, 
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter:  @malbilaluddin1 
IG: Bilal Grup, BBM: 5281cb04, 
ID Youtobe :  M. AlbilaluddinID 

No comments:

Post a Comment