foto uang kosan dulu
Meninggalkan perkara yang sudah berjalan dan sudah enak itu memang berat,
dan lebih berat lagi jika yang didatangi hal yang juga tergambar jelas tapi
akhirnya buram dan hilanglah kejelasan itu. Yang awalnya terang, berubah
menjadi abu-abu, setelah abu-abu lalu gelap dan hilanglah terang itu. Sedih.
Kalau kita mau berfikir tentang jalan hidup, memang kita akan mengambil
gambaran bahwa jalan hidup itu memang kadang seperti itu adanya. Kadang kita
tinggalkan yang jelas-jelas lalu memilih yang tidak jelas. Ini gambarannya
seperti orang yang selingkuh, meninggalkan yang jelas-jelas sudah menjadi suami
atau sudah jelas-jelas menjadi istrinya, demi seorang baru yang seakan-akan
jelas dan terang, lalu setelah cerai atau setelah yang jelas itu ditinggalkan,
akhinrya selingkuhannya menjadi tidak jelas dan bahkan lebih tidak jelas.
Lalu bagaimana menyikapinya? Jawabannya tergantung kita memandangnya,
gambaran masalahnya gini.
“kamu sudah kerja enak, sudah dapat gaji, sudah tidur makan enak, sudah
kerja enak, kerja gak ngoyok-ngoyok, intinya secara mendasar sudah enak
hidupmu, lalu tiba-tiba kamu disuruh pulang dan teman-teman yang lain juga
memanas-manasi untuk segera kembali, dengan alasan karena sudah ada yag harus
dikerjakan. Akhirnya kamu pamit meninggalkan kerjaanmu dan keadaanmu yang sudah
nyaman tersebut, tapi ternyata sesampainya di tempat, tidak seperti yang kamu
bayangin, bahkan tempat juga gak jelas, ditanya ke yang menyuruh pulang juga
masih belum jelas dan akhirnya kamu terlunta-lunta”. Terus kamu mau balik lagi
ke tempat kerja yang dulu sudah pamitan, dan semua barang-barang sudah dibawa. Gambarannya
begitu, lalu bagaimana kamu menghadapinya?
Ya emang semua orang akan ngasih saran, yang sabar, saya dulu juga gitu,
atau yang sabar, saya nunggunya juga lama, atau saran-saran yang lain.
So, gimana? Ya gimana menurutmu, seandainya kamu yang mengalami keadaan
tersebut? Setelah kamu coba merasakan, disitulah kamu akan tau, terlebih kamu
harus ada orang yang ditanggung dan menjadi kewajiban.
Jadi bagaimana? Entahlah, doakan aja semoga menjadi yang terbaik dan
ternyaman, ternyata setelah punya banyak fikiran, orang itu sulit untuk
memikirkan orang lain. Begitulah. So, YANG SABAR!
M. Albilaluddin al-Banjari
CEO BilalGrup, Motivator, Entrepreneur
Hp: 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: 5F706F30,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment