Foto gedung tampak depan dari samping pinggir jalan |
link Google Earth Pas Di Depan Madrasah KLIK HERE
Bermula dari sebuah langgar
Madrasah yang
sudah 16 tahun ini bermula dari sebuah langgar. Tempat yang sekarang di tempati
madrasah itu adalah langgar, atau lebih di kenal dengan istilah kobung dalam
istilah orang Madura. Karena memang hamper semua orang Madura yang ada di Kalimantan
masih mengikuti tradisi turun temurun dari orang tuanya yang berada di Madura sana.
Begitupun dengan keluar Saridin dan Sutiyah.
Saridin dan
Sutiyah adalah ayah dan ibu angkat dari M. Baisuni Ali Penggagas Pendiri
sekaligus Kepala madrasah di Madrasah tersebut. Saridin dan Sutiyah ini tidak
hanya di karuniai seorang anak namun meninggal saat masih kecil, sehingga
akhirnya ia mengambil anak dari saudara laki-laki Sutiyah. Yakni anak dari Mat
Ali, ayah asli dari M. Baisuni Ali.
Saridin dan Sutiyah,
memang terkenal dengan kelebihan hartanya di banding yang lain dimasanya. Tanah
dan sawahnyapun sangatlah luas. Sehingga dengan kelebihan itu dan ia tidak
memiliki keturunan akhirnya iapun mengambil anak dari Mat Ali tersebut.
Ada cerita
unik dari pengambilan anak tersebut. Yakni ketika hamilnya Waqiah, Istri dari
Mat Ali yakni Ibu asli dari M. Baisuni Ali, para ahli dan para tabib masa itu
menyatakan kalau anak yang di kandungnya adalah perempuan. Maka Sutiyah (Ibu
angkat M. Baisuni Ali) mengatakan “Kalau
laki-laki nanti yang lahir berikan kepada saya”.
Tampak lebih dekat |
Dan Waqiahpun
mengiyakan, karena memang kakak-kakak dari M. Baisuni Ali itu semuanya
laki-laki. Dan setelah lahir ternyata memang laki-laki dan Waqiahpun menepati
janjinya untuk memberikan anaknya kepada Sutiyah. Jadilah M. Baisuni Ali dibawa
ke Gunung Lombok. Yang jaraknya dibatasi satu desa dari desa Paulinan tempat
lahirnya dan rumah dari Mat Ali dan Waqiah.
Begitupun dengan
keluarga Saridin dan Sutiyah, dia memiliki sebuah langgar besar yang biasa di
gunakan untuk menyimpan gabah, atau kacang, atau sisa-sisa hasil panen yang
tidak dimakan. Juga di gunakan untuk menemui tamu dan untuk mengadakan
acara-acara desa, seperti tahlil alhabsi atau pertemuan-pertemuan yang
dilaksanakan.
Maka dari
langgar itulah di bangun cikal bakal madrasah Raudhatul Ulum. Setelah langgar
itu di hancurkan, maka dibangunlah bangunan madrasah tersebut. Sempat terjadi
musibah juga waktu sebelum pembangunan madrasah. Yakni mobil yang membawa papan
serta kayu yang untuk di gunakan bangunan madrasah kala itu terbalik dan
menumpahkan semua isinya di perempatan sebelum masuk ke jalan madrasah (Pak
dengdeng, istilah orang Lombok).
Pendirian
dan Lika-Likunya
Madrasah Raudhatul
Ulum atau disingkat menjadi MRU berdiri pada 4 Sya’ban 1420 H, atau 12
November 1999 M. pada tahun itulah madrasah itu resmi didirikan. Dan terus
diperjuangkan dan di bangun untuk terus dan terus semakin besar lagi.
Sebelum berdirinya Madrasah Raudhatul Ulum, ada madrasah
bernama Nurul Jannah yang letaknya di SMP 2 Gunung Batu sekarang. Dan begitupun
dengan M. Baisuni Ali juga mengajar disana. Namun karena terjadi sesuatu hal
yang tidak di inginkan, pecahlah madrasah tersebut dan semua muridnya bubar.
Dari bubarnya madrasah tersebut, anak-anak desa yang dulunya
sekolah madrasah dan mendalami ilmu agama, tidak lagi bersekolah. Sehingga kala
itu terjadi kefakuman pendidikan madrasah, hanya sekolah SD dipagi hari.
Dari kefakuman itulah, timbul inisiatif dari M. Baisuni Ali
untuk membangun dan mendirikan tempat pendidikan guna mengisi kekosongan
belajar dari anak-anak desa tersebut sehingga mereka tidak terputus ilmunya. Sehingga
toh walaupun tidak menjadi orang alim, diharapkan mereka bisa mengajikan dan
membacakan yasin kala orang tuanya meninggal, atau setidaknya mereka bisa untuk
mandi wajib dan bisa melaksanakan shalat. Dari keprihatinan danharapan itulah
berdiri Madrasah Raudhatul Ulum.
tampak lebih dekat |
Sampai saat ini, sudah berusia 16 tahun dari pertama
berdirinya. Telah banyak yang di telorkan dan ditamatkan dari madrasah ini. Toh
walaupun madrasah ini tidaklah mendapatkan ijazah yang dianggap dalam
kenegaraan, dan begitupun karena yang diharapkan bukanlah itu. Yang sangat di
harapkan adalah ilmu agama, dan ilmu amal ibadah untuk akherat mereka. Para murid tak sedikit yang meneruskan ke
pondok pesantren, seperti Ushuluddin Tambak Anyar, Pondok dari Guru Juhron,
atau ke Al-Falah Banjarmasin, atau ke Ar-Riyadh, ada juga yang meneruskan ke
Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Batu Balian, begitupun ada juga yang meruskan
ke Madura, ada yang ke Pondok Pesantren Sidogiri Jawa Timur, da nada pula yang
meneruskan kuliah di STEI Tazkia Bogor.
Pondok
Pesantren Tahfidz Raudhatul ulum
Sampai saat
ini madarasah ini masih dalam tahap renovasi dan belum selesai dalam
renovasinya, sedang dana-dan untuk renovasi didapat dari swadaya masyrakat dan donatur
disekitar Kecamatan Sambung Makmur Banjarmasin Kal-Sel. Tahap renovasi sudah
tiga kali perenovasian, bermula dari Hanya berdinding papan dan berlantai kayu
biasa. Lalu di bangun dengan batako, dan di perlebar, dan untuk tahap ketiga
ini adalah memberikan teras dengan di cor. Dan ini dalam tahap pengerjaan.
Selama renovasi,
anak-anak melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di rumah Kepala sekolah
yang berada di dekatnya.
Untuk ke
depan banyak diharapkan Raudhatul Ullum akan menjadi sebuah pondok pesantren
Tahfidz, karena memang masih sangat jarang pondok pesantren tahfidz di sekitar
sambung Makmur, bahkan bisa di katakan tidak ada. Pengharapan ini tidak serta
merta, karena memang untuk tanah disekitar madrasah sangatlah luas untuk di
bangun asrama.
Murid, Orang
Tua Murid dan Guru
Sebagai lumrahnya
madrasah pedesaan, akan banyak muridnya jika sedang tidak ada musim panen,
sedang kala musim panen tiba, muridnya berkurang karena muridnya ikut memanen. Begitupun
dengan madrasah Raudhatul Ulum, masih belum ada system baku yang dianut dalam
madrasah ini. Masih belum ada stuktur khusus yang benar-benar komit dan professional
dalam menjalankan semua tugas-tugas serta kewajibannya.
Untuk murid
yang ada pada saat ini sekitar 60an orang, dan tidak bisa lebih dari itu karena
memang hanya segitulah orang tua murid yang berada disekitar madrasah.
Sedang mengenai
orang tua murid, juga tidak sedikit yang masih awam untuk pendidikan, sehingga
mereka hanya menganggap yang penting mereka sekolah. Begitupun dengan gurunya,
sehingga masih banyak PR yang harus di kerjakan pada masa mendatang.
Untuk guru
yang aktif dan tercatat secara pasti ada 8 orang, sesuai dengan fak pelajaran
masing-masing.
Kegiatan-kegiatan
Selain KBM,
kegiatan di madrasah Raudhatul Ulum ada beberapa kegiata yang di tekuni oleh
para murid, diantaranya:
1. Pembacaan Maulid
Habsyi
Pembacaan mauled habsyi ini di lakukan setiap hari kamis sore
setelah shalat asar berjamaah.
2. Belajar Rebana
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih para murid untuk
berlatih rebana atau menabuh terbang. Ini dilakukan karena memang setiap malam
Ahad, ada habsyian keliling ke setiap rumah.
3. Gotong Royong
Hal ini bersifat fluktuatif, tergantung adanya kebutuhan,
gotong royong ini adalah kegiatan untuk memperbaiki dan membersihkan jalan-jalan
disekitar madrasah. Sehingga dengan itu mereka tidak sulit ketika mereka
berangkat sekolah.
Sedang untuk
kegiatan KBM bermula dari hari Sabtu sampai hari Kamis. Dan hari jumaat libur.
Inilah sekelumit
dari profil Madrasah Raudhatul Ulum, yang beralamat di :
Nama : Madrasah Raudhatul Ulum (MRU)
Desa :
Gunung Batu
Kecamatan : Sambung Makmur
Kabupaten : Banjarmasin
Propensi :
Kalimantan Selatan.
No Hp : 08565-1244-808
Kepala Marasah: Ust. M. Baisuni Ali
Bagi yang bermaksud untuk berinfaq, atau
ada kelebihan dana atau punya nadzar untuk membangun pendidikan desa. Bisa menghubungi
nomer diatas. Atau bisa langsung melihat ke lapangan sehingga bisa Nampak lebih
jelas dan yakin.
M. Albilaluddin al-Banjari, SH
CEO BilalGrup, Motivator, Entrepreneur
Hp, Wa, Sms : 0858-558-321-66,
Email: bilalgrups@gmail.com
Twitter: @malbilaluddin1
IG: Bilal Grup, BBM: D74953C2,
ID Youtobe : M. AlbilaluddinID
Blog: bilalgrup.blogspot.com
No comments:
Post a Comment