Ya, ide ini terlintas saat menulis sebuah status di bbm.
Mengenai urusan dapur, urusan pribadi, urusan diri seseorang, dan urusannya
sendiri.
Orang yang mengurusi urusan dapur orang lain itu, karena
pedulikah? Atau karena ia ingin duduk di dapur orang lain itu?
Jadi karena dia tidak duduk di dapur itu, sedang ia
ingin untuk duduk, akhirnya dia mengurusi urusan dapur orang tersebut, padahal
dia bukan orang dapur tersebut. Ah entahlah, yang jelas kita sebagai orang
islam kita harus berbaik sangka.
“Apakah kamu sudah beli ikan?” “Seharusnya ikannya kamu
beli seperti ini”, “Kamu kalau masang kompor jangan disini, baiknya begini
karena nanti ini menjadi citra orang diluar”, “kamu kalau masang lemari jangan
dipasang disini, lebih baik dipasang begini”, “kalau kamu makan disini ini
seharusnya dan beigini jadi dipandang orang itu baik”, dan lain sebagainya,
itulah beberapa ungkapan orang yang mengurus dapur orang lain. Entah karena
mereka peduli atau karena ingin duduk atau karena apa gak paham. Atau karena
dapurnya sudah sangat baik jadi dia mengurus urusan dapur orang lain, atau
karena dia tidak punya dapur sehingga harus mengurus dapur orang lain. Entahlah?
Tapi yang jelas, semua orang punya cara dan punya gaya
untuk mengurus dapurnya sendiri. Toh walaupun tanpa di urus orang lain, tuan
rumah pasti sudah punya cara dengan dapurnya sendiri. Atau toh walalupun dia
punya cara, dia pasti punya keluarga untuk mengurusi dapurnya.
Tapi sebagai sebagai orang yang punya dapur, seharusnya
menghormati orang yang peduli akan dapurnya, sehingga ungkapan dan ide-ide yang
dimiliki orang yang mengurusi dapur kita itu terserap dengan baik dan kitapun
sebagai empunya dapur mendapat manfaat dan ide yang segar. Seharusnya.
Ya, dapur, entahlah… itulah fenomena, dan kelak kala
kamu sudah menjadi orang besarpun juga akan seperti itu, semakin besar dapur
yang kamu miliki, maka yang akan ikut mengurusnyapun juga akan semakin banyak, dan
akan semakin bermacam-macam komentar orang yang mengurusnya. Jadi ala kulli
hal, hormatilah orang ikut mengurus dapur kita, dan berilah apresiasi positif
padanya, atau tawari dia untuk duduk di dapur kita, sehinga ia bisa sempurna
dalam mengurus dapur kita.
Ala kulli hal, focus dan uruslah dapurmu, dan jika kamu
punya ide untuk orang lain, dan punya masukan yang positif untuk dapur orang
lain, sampaikanlah dengan baik dan benar. Hehehe. Gitu kali ya….
Salam..
No comments:
Post a Comment